>

Sabtu, 20 Desember 2014

Stress, Depresi dan Kecemasan







BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang

Stress, depresi, dan kecemasan merupakan gangguan mental yang sering kita jumpai di  lingkungan sekitar kita. Gangguan- gangguan tersebut dapat kita jumpai pada orang lain (anggota keluarga, teman sekolah, teman bermain, dan tetangga) dan juga dalam kita sendiri.
Namun, pada kenyataannya masih banyak anggota masyarakat yang belum paham tentang arti, penyebab, gejala, dan cara menanggulanginya. Keadaan seperti ini sangatlah tidak baik, karena sebagai individu, kita wajib memahami tentang hal-hal yang disebutkan di atas, dengan begitu kita dapat mencegah, mengetahui, dan menanggulangi jika gangguan-gangguan tersebut dialami oleh orang di sekitar kita ataupun diri kita sendiri.
Dengan pengetahuan masyarakat yang kurang, penulis dalam makalah ini akan membahas tentang pengertian, penyebab, gejala, dan cara menanggulangi Stress, depresi, dan kecemasan.







B.     Rumusan Masalah

1.      Bagaimana Pengertian Stress dan Penyebab Stress?
2.      Bagaimana Gejala dan Cara Menanggulangi Stress?
3.      Bagaimana Pengertian dan Penyebab Depresi?
4.      Bagaimana Gejala dan Cara Menanggulangi Depresi?
5.      Bagaimana Pengertian dan Penyebab Kecemasan?
6.      Bagaimana Gejala dan Cara Menanggulangi Kecemasan?

C.    Tujuan Penulisan

1.      Untuk Menegetahui Pengertian dan Penyebab Stress
2.      Untuk Mengetahui Gejala dan Cara Menanggulangi Stress
3.      Untuk Mengetahui Pengertian dan Penyebab Depresi
4.      Untuk Mengetahui Gejala dan Cara Menanggulangi Depresi
5.      Untuk Mengetahui Pengertian dan Penyebab Kecemasan
6.      Untuk Mengetahui Gejala dan Cara Menanggulangi Kecemasan





BAB II
PEMBAHASAN

1.2 Penyebab Stress
1.      Pengertian dan Penyebab Stress

1.1 Pengertian Stress

Stress adalah suatu ketidakseimbangan diri atau jiwa dan realitas kehidupan setiap hari yang tidak dapat dihindari , perubahan yang memerlukan penyesuaian sering dianggap sebagai kejadian atau perubahan negatif yang dapat menimbulkan stress, seperti cedera, sakit atau kematian orang yang dicintai, putus cinta,  Perubahan positif juga dapat menimbulkan stress, seperti naik pangkat, perkawinan, jatuh cinta.
1.2 Penyebab Stress
·         Sumber-sumber stress didalam diri seseorang : Kadang-kadang sumber stress itu ada didalam diri seseorang. Salah satunya melalui kesakitan. Tingkatan stress yang muncul tergantung pada rasa sakit dan umur inividu(sarafino,1990). Stress juga akan muncul dalam seseorang melalui penilaian dari kekuatan motivasional yang melawan, bila seseorang mengalami konflik. Konflik merupakan sumber stress yang utama.
·         Sumber-sumber stress di dalam keluarga : Stress di sini juga dapat bersumber dari interaksi di antara para anggota keluarga, seperti : perselisihan dalam masalah keuangan, perasaan saling acuh tak acuh, tujuan-tujuan yang saling berbeda dll. Misalnya : perbedaan keinginan tentang acara televisi yang akan ditonton, perselisihan antara orang tua dan anak-anak yang menyetel tape-nya keras-keras, tinggal di suatu lingkungan yang terlalu sesak, kehadiran adik baru. Khusus pada penambahan adik baru ini, dapat menimbulkan perasaan stress terutama pada diri ibu yang selama hamil (selain perasaan senang, tentu), dan setelah kelahiran. Rasa stress pada ayah sehubungan dengan adanya anggota baru dalam keluarga, sebagai kekhawatiran akan berubahnya interaksi dengan ibu sebagai istrinya atau kekhawatiran akan tambahan biaya. Pra orang tua yang kehilangan anak-anaknya atau pasanganya karena kematian akan merasa kehilangan arti (sarafino,1990).
·         Sumber-sumber stress didalam komunitas dan lingkungan : interaksi subjek diluar lingkungan keluarga melengkapi sumber-sumber stress. Contohnya : pengalaman stress anak-anak disekolah dan di beberapa kejadian kompetitif, seperti olahraga. Sedangkan beberapa pengalaman stress oang tua bersumber dari pekerjaannya, dan lingkungan yang stressful sifatnya. Khususnya ‘occupational stress’ telah diteliti secra luas.
·         Pekerjaan dan stress : Hampir semua orang didalam kehidupan mereka mengalami stress sehubungan denga pekerjaan mereka. Tidak jarang situasi yang ‘stressful’ ini kecil saja dan tidak berarti, tetapi bagi banyak orang situasi stress itu begitu sangat terasa dan berkelanjutan didalam jangka waktu yang lama. Faktor-faktor yang membuat pekerjaan itu ‘stressful’ ialah :
1.      Tuntutan kerja : pekerjaan yang terlalu banyak dan membuat orang bekerja terlalu keras          dan lembur, karena keharusan mengerjakannya.
2.      Jenis pekerjaan : jenis pekerjaan itu sendiri sudah lebih ‘stressful’ dari pada jenis pekerjaan lainnya. Pekerjaan itu misalnya : jenis pekerjaan yang memberikan penilaian atas penampilan kerja bawahannya (supervisi), guru, dan dosen.
3.      Pekerjaan yang menuntut tanggung jawab bagi kehidupan manusia : contohnya tenaga medis mempunyai beban kerja yang berat dan harus menghadapi situasi kehidupan dan kematian setiap harinya. Membuat kesalahan dapat menimbulkan konsekuensi yang serius.
Menurut Sarafino (1990) stress kerja dapat disebabkan karena :
a.       Lingkungan fisik yang terlalu menekan
b.      Kurangnya kontrol yang dirasakan
c.       Kurangnya hubungan interpersonal
d.      Kurangnya pengakuan terhadap kemajuan kerja
·         Stress yang berasal dari lingkungan : lingkungan yang dimaksud disni adalah lingkungan fisik, seperti : kebisingan, suhu yang terlalu panas, kesesakan, dan angin badai (tornado,tsunami). Stressor lingkungan mencakup juga stressor secara makro seperti migrasi, kerugian akibat teknologi modern seperti kecelakaan lalu lintas, bencana nuklir (Peterson dkk, 1991) dan faktor sekolah (Graham,1989).

2.      Gejala-Gejala dan Cara Menanggulangi Stress

2.1 Gejala- gejala Stress

Hardjana (1994) mengemukakan bahwa terdapat kriteria-kriteria gejala-gejala stress, antara lain :
1)    Gejala fisikal:
Sakit kepala, pusing, pening. tidur tidak teratur, insomania atau susah tidur, bangun terlalu awal, sakit punggung, terutama bagian bawah ,mencret-mencret dan radang usus besar, sulit buang air besar, sembelit. gatal – gatal pada kulit. urat-urat tegang terutama leher dan bahu, keringat berlebih, terganggu pencernaan atau bisulan, tekanan darah tinggi atau serangan jantung, berubah selera makan, lelah atau kehilangan daya energy, bertambah banyak melakukan kekeliruan dan kesalahan dalam kerja dan hidup.



2)    Gejala Emosional
Gelisah dan cemas,  sedih, depresi, mudah menangis, merasa jiwa dan hati atau mood berubah-ubah dengan cepat, mudah panas dan marah, gugup,  rasa harga diri menurun  dan merasa tidak aman, rasa harga diri menurun  dan merasa tidak aman, marah-marah, gampang menyerang orang dan bersikap bermusuhan, emosi mengering  kehabisan sumber dayamental (burn out).
3)   Gejala Kognitif
Susah berkonsentrasi dan memusatkan pikiran, sulit mengambil keputusan, mudah terlupa, pikiran kacau, daya ingat menurun, melamun secara berlebihan, pikiran dipenuhi oleh satu pikiran saja, kehilangan rasa humor yang sehat, produktifitas atau prestasi kerja menurun, mutu kerja yang rendah.
4)   Gejala Interpersonal       
Kehilangan kepercayaan terhadap orang lain., mudah mempermasalahkan orang lain., mudah membatalkan janji atau tidak memenuhi perjanjian, suka mencari – cari kesalahan orang lain atau menyerang orang dengan kata-kata, mengambil sikap terlalu membentengi dan mempertahankan diri, membiarkan orang lain.
2.2 Cara Menanggulangi Stress
Beberapa hal yang dapat Anda lakukan untuk mengatasi stress adalah tindakan positif untuk menurunkan tingkat stress yaitu :
1.      Relaksasi                                                                
Relaksasi atau berlatih untuk mengatur cara pernafasan dapat dilakukan. Dengan kegiatanuntuk melemaskan otot syaraf seperti meditasi, yoga, latihan pelemasan, pijat, sambilmendengarkan iringan musik lembut dan tenang atau alunan ayat suci.
2.      Berolahraga
Berolahraga secara teratur membantu anda menurunkan stres dan meningkatkankepercayaan diri, selain yang terpenting dapat meningkatkan kekebalan tubuh dan mencegahpenyakit. Penambahan energi untuk beraktifitas, peningkatan kualitas tidur, daya konsentrasi,rasa bahagia dan keyakinan diri serta penurunan risiko serangan jantung adalah manfaatpenting olahraga. Olahraga ringan seperti berjalan-jalan santai sambil menghirup udara segarselama 20-30 menit setiap hari akan efektif untuk mengurangi stres.
3.      Cerdas Mengatur Ambang Keinginan dan Rencana
Tak pernah ada larangan untuk bermimpi dan menginginkan sesuatu. Cita-cita danharapan bahkan dapat menjadi daya hidup yang menganggumkan. Namun perlu diketahui seringkali stress muncul akibat ketidakmampuan menerima kenyataan yang berbeda dengan keinginan atau harapan.
Oleh karena itu, penting bagi kita untuk merencanakan dan membatasi segala rencana yang dibuat dengan mempertimbangkan kemampuan dan sumber daya atau peluang yang dimiliki hingga lebih siap dalam menghadapi kenyataan nantinya. Menentukan prioritas apa yang terpenting dalam hidup anda, membuat rencana realistis serta berlatih untuk berlapang dada menerima kenyataan yang akan datang nantinya meski tak sesuai dengan keinginan anda adalah cara cerdas berteman dan mengatur stres.
4.      Menjadi pribadi
Sungkan dan perasaan hati yang tidak enak untuk menolak atau mengatakan tidak kerap terjadi pada seseorang Belajar menjadi orang yang asertif, yang mampu mengatakan No dan bukan Yes, ketika ia memang ingin mengatakan No, memang sulit. Kita seringkali merasa tidak dapat menolak permintaan dan akhirnya terpaksa menerima dan kemudian merasa terperangkap dengan permintaan tersebut. Hal tersebut membuat kita merasa marah dan tidak berdaya, lalu berujung pada timbulnya stress. Karena itu, belajar untuk menolak permintaan (jika kita memang tidak sanggup memenuhinya), menjadi sangat penting jikaanda peduli pada kesehatan lahir batin anda.
5.      Manajemen Waktu
Waktu yang selalu terasa sempit, juga bisa menyebabkan stress. Oleh karena itu manajemen waktu menjadi penting. Beberapa hal yang bisaanda lakukan untuk mengelola waktu dengan baik.
a.     Tentukan hasil akhir dan jadikan skala prioritas anda
b.    Buat daftar pekerjaan dan prioritaskan tugas dan pekerjaan yang utama terlebih dahulu
c.   Buat perencanaan sebelum anda melakukan pekerjaan tersebut. Satu pekerjaan yangdikerjakan selama satu jam yang telah direncanakan akan lebih efektif daripada andamengerjakan pekerjaan selama 3-4 jam yang tidak anda rencanakan terlebih dahulu.
d.   Kerjakan tugas anda sesuai dengan waktu dimana anda merasa produktif. Misal, seseorangakan lebih baik melakukan pekerjaan pada pagi hari dibandingkan sore hari. Batasi pulagangguan seperti adanya tamu serta bunyi telepon selama waktu-waktu produktif anda.
e.    Belajarlah untuk mendelegasikan beberapa tugas andaf. Buat jadwal waktu untuk beristirahat dan bersantai.
6.    Positive Thinking
Yakinkan diri untuk tetap berpikir positif. Selalu mengambil hikmah dari setiapkejadian merupakan salah satu caranya. Karena apa yang seseorang pikirkan akanberhubungan langsung pada perasaan atau suasana hatinya dan pada gilirannya jugamempengaruhi kinerja dan produktifitasnya.
7.    Mencari Dukungan Sekitar
Berbicara tentang suatu persoalan, mengekspresikan perasaan pada saat merasakecewa. ataupun sekedar membicarakan topik yang hangat, dapat membantu menenangkanhati. Oleh karenanya, anda dapat menurunkan tingkat stress anda dengan berbicara padaseorang pendengar yang baik yang akan membantu anda untuk berpikir realistis ataupunmengambil sisi positif dari suatu peristiwa. Mulailah mencari seseorang yang dapat menjadipendengar yang baik. Anggota keluarga, teman dekat, atau siapapun yang membuat andanyaman untuk berbagi dan bisa dipercaya.

3.      Pengertian dan Penyebab Kecemasan

3.1  Pengertian Kecemasan

Kecemasan atau dalam Bahasa Inggrisnya “anxiety” berasal dari Bahasa Latin “angustus” yang berarti kaku, dan “ango, anci” yang berarti mencekik.

Kecemasan (anxiety) dapat diartikan sebagai perasaan kuatir, cemas, gelisah, dan takut yang muncul secara bersamaan, yang biasanya diikuti dengan naiknya rangsangan pada tubuh, seperti: jantung berdebar-debar, keringat dingin. Kecemasan dapat timbul sebagai reaksi terhadap “bahaya” baik yang sungguh-sungguh ada maupun yang tidak (hasil dari imajinasi saja) yang seringkali disebut dengan “free-floating anxiety” (kecemasan yang terus mengambang tanpa diketahui penyebabnya).

3.2 Penyebab Kecemasan
·         Berdasarkan sumber timbulnya kecemasan, Freud (Dalam Calvin S. Hall, 1993) membedakan kecemasan menjadi 3 macam, yaitu : a. Kecemasan Neurotik (Neurotic Anxiety), yaitu kecemasan yang berhubungan erat dengan mekanisme pembelaan diri, dan juga disebabkan oleh perasaan bersalah atau berdosa, konflik-konflik emosional yang serius, frustasi, serta ketegangan-ketegangan batin; b. Kecemasan Moral (Anxiety of moral conscience/super ego), yaitu rasa takut akan suara hati, di masa lampau pribadi pernah melanggar norma moral dan bisa di hukum lagi, misalnya takut untuk melakukan perbuatan yang melanggar ajaran agama; c. Kecemasan Realistik (Realistic Anxiety), yaitu rasa takut akan bahaya-bahaya nyata di dunia luar, misalnya takut pada ular berbisa.
·         Menurut Miramis (1985), kecemasan akan timbul bilamana individu tidak mampu menghadapi suatu keadaan stress, dimana stress dapat mengancam perasaan, kemampuan hidupnya. Sumber-sumber kecemasan adalah frustasi, konflik, tekanan, dan krisis. Frustasi akan timbul bila adanya hambatan atau halangan antara individu dengan tujuan dan maksudnya. Konfliknya terjadi bilamana individu tidak dapat memilih antara dua atau lebih kebutuhan atau tujuannya. Tekanan bierkan kecil tetapi bila bertumpuk-tumpuk dapat menjadi stress. Dan krisis adalah suatu keadaan yang mendadak yang menimpa individu dan dapat menimbulkan kecemasan yang hebat.
·         Penyebab rasa cemas dapat dikelompokkan pula menjadi tiga faktor, yaitu :
a.       Faktor biologis/fisiologis, berupa ancaman akan kekurangan makanan, minuman, perlindungan dan keamanan.
b.      Faktor psikososial, yaitu ancaman terhadap konsep diri, kehilangan orang/benda yang dicintai, perubahan status sosial/ekonomi.
c.       Faktor perkembangan, yaitu ancaman pada perkembangan masa bayi, anak, remaja.

4.      Gejala- Gejala Dan Cara Menanggulangi Kecemasan
4.1 Gejala-gejala kecemasan               
a. Aspek biologis/fisiologis, seperti peningkatan denyut nadi dan   tekanan darah, tarikan nafas menjadi pendek dan cepat, berkeringat dingin, termasuk di telapak tangan, nafsu makan hilang, mual/muntah, sering buang air kecil, nyeri kepala, tak bisa tidur, mengeluh, pembesaran pupil dan gangguan pencernaan.
b. Aspek intelektual/kognitif; seperti ketidakmampuan berkonsentrasi, penurunan perhatian dan keinginan, tidak bereaksi terhadap rangsangan lingkungan, penurunan produktivitas, pelupa, orientasi lebih ke masa lampau daripada masa kini/masa depan.
c. Aspek emosional dan perilaku; seperti penarikan diri, mudah tersinggung, mudah menangis, mudah marah dan apatisme.

4.2 Cara Menanggulangi Kecemasan
·         Berpikir Positif
Seseorang yang di landa kecemasan umumnya memiliki pola pikir yang tidak rasional dan cenderung negatif thinking. Sehingga diri mereka selalu di hantui oleh perasaan was-was dan khawatir, padahal penyebab dari kekhawatiran itu sendiri tidak jelas. Hal ini muncul karena sugesti yang negatif dari pikiran terhadap dirinya sendiri dan keadaan yang ada di sekitarnya. Yang akhinya membuat seseorang menjadi paranoid. Untuk mengatasi hal iin langkah pertama kita harus belajar berpikir positif terhada diri sendiri, kemudian kepada orang lain, kepada keadaan dan kepada sanga pencipta. Biasakanlah diri kita untuk berpikir positif karena hal ini akan mengarahkan kita pada sikap dan tindakan yang positif pula.

·         Berdoa/berdzikir
Tidak bisa di pungkiri bahwa doa dan dzikir adalah obat yang mujarab bagi diri yang sedang kalut. Dengan banyak berdoa, energi positif diri kita akan meningkat dan akan menghilangkan energi-energi negatif yang ada dalam pikiran dan tubuh. Berdoa selain wujud pendakatan diri kepada sang pencipta, doa juga merupakan terapi penghilang kecemasan yang sangat terpercaya dan mujarab. Hal ini sudah banyak di buktikan oleh para ahli terapi pecandu narkoba, yang ada di pondok-pondok pesantren. Jadi tidak ada keraguan bagi kita untuk segera bedoa dan berdzikir kepada sanga pemcipta.
·         Konsultasikan pada yang ahli
Kalau memungkinkan sebaiknya andaa konsultasikan masalah tersebut dengan ahlinya, bisa para psikolog atau para konselor. Hal ini tidaklah suatu keharusan, karena tentunya membutuhkan biaya yang lebih. Tapi kalau anda punya uang yang sedikit lebih tidak ada salahnya jika anda datang ke ahli dan mengkonsultasikan masalah kecemasan yang anda alami.

5.      Pengertian dan Penyebab Depresi

5.1 Pengertian Depresi
·         Menurut Rice PL (1992), depresi adalah gangguan mood, kondisi emosional berkepanjangan yang mewarnai seluruh proses mental (berpikir, berperasaan dan berperilaku) seseorang. Pada umumnya mood yang secara dominan muncul adalah perasaan tidak berdaya dan kehilangan harapan.
·         Menurut Kusumanto (1981) depresi adalah suatu perasaan kesedihan yang psikopatologis, yang disertai perasaan sedih, kehilangan minat dan kegembiraan, berkurangnya energi yang menuju kepada meningkatnya keadaan mudah lelah yang sangat nyata sesudah bekerja sedikit saja, dan berkurangnya aktivitas. Depresi dapat merupakan suatu gejala, atau kumpulan gejala (sindroma).
·         Menurut Kartono (2002) depresi adalah kemuraman hati (kepedihan, kesenduan, keburaman perasaan) yang patologis sifatnya. Biasanya timbul oleh; rasa inferior, sakit hati yang dalam, penyalahan diri sendiri dan trauma psikis. Jika depresi itu psikotis sifatnya, maka ia disebut melankholi.
5.2  Penyebab Depresi

Beberapa ahli juga memberikan penjelasan mengenai penyebab depresi. Menurut Kaplan dalam Tarigan (2003) Faktor-faktor yang dihubungkan dengan penyebab dapat dibagi atas: faktor biologi, faktor genetik dan faktor psiko sosial. Dimana ketiga faktor tersebut juga dapat saling mempengaruhi satu dengan yang lainnya
1.      Faktor Biologi
Dalam penelitian biopsikologi, norepinefrin dan serotonin merupakan dua neurotransmitter yang paling berperan dalam patofisiologi gangguan mood. Beberapa peneliti juga menemukan bahwa gangguan mood melibatkan patologik dan sistem limbiks serta ganglia basalis dan hypothalamus.
2.      Faktor Genetik
Data genetik menyatakan bahwa faktor yang signifikan dalam perkembangan gangguan mood adalah genetik. Pada penelitian anak kembar terhadap gangguan depresi berat, pada anak kembar monozigot adalah 50 %, sedangkan dizigot 10 – 25 %.

3.      Faktor Psikososial
Mungkin faktor inilah yang banyak diteliti oleh ahli psikologi. Faktor psikososial yang memyebabkan terjadinya depresi antara lain;
·         Peristiwa kehidupan dan stress lingkungan : suatu pengamatan klinik menyatakan bahwa peristiwa atau kejadian dalam kehidupan yang penuh ketegangan sering mendahului episode gangguan mood.
·         Faktor kepribadian Premorbid : Tidak ada satu kepribadian atau bentuk kepribadian yang khusus sebagai predisposisi terhadap depresi. Semua orang dengan ciri kepribadian manapun dapat mengalami depresi, walaupun tipetipe kepribadian seperti oral dependen, obsesi kompulsif, histerik mempunyai risiko yang besar mengalami depresi dibandingkan dengan lainnya.
·         Faktor Psikoanalitik dan Psikodinamik : Freud menyatakan suatu hubungan antara kehilangan objek dan melankoli. Ia menyatakan bahwa kemarahan pasien depresi diarahkan kepada diri sendiri karena mengidentifikasikan terhadap objek yang hilang. Freud percaya bahwa introjeksi merupakan suatu cara ego untuk melepaskan diri terhadap objek yang hilang. depresi sebagai suatu efek yang dapat melakukan sesuatu terhadap agresi yang diarahkan kedalam dirinya. Apabila pasien depresi menyadari bahwa mereka tidak hidup sesuai dengan yang dicita-citakannya, akan mengakibatkan mereka putus asa.
·         Ketidakberdayaan yang dipelajari: Didalam percobaan, dimana binatang secara berulang-ulang dihadapkan dengan kejutan listrik yang tidak dapat dihindarinya, binatang tersebut akhirnya menyerah dan tidak mencoba sama sekali untuk menghindari kejutan selanjutnya. Mereka belajar bahwa mereka tidak berdaya.
·         Teori Kognitif: Beck menunjukkan perhatian gangguan kognitif pada depresi Asikal H.S. dalam Tarigan (2003) Dia mengidentifikasikan 3 pola kognitif utama pada depresi yang disebut sebagai triad kognitif, yaitu : a) Pandangan negatif terhadap masa depan, b) Pandangan negatif terhadap diri sendiri, individu menganggap dirinya tak mampu, bodoh, pemalas, tidak berharga, c) Pandangan negatif terhadap pengalaman hidup. Meyer berpendapat bahwa depresi adalah reaksi seseorang terhadap pengalaman hidup.
6.      Gejala dan Cara Penanggulangan Depresi
6.1  Gejala-gejala depresi

a.  Gejala Fisik
Gejala fisik umum yang relative mudah dideteksi sebagai berikut:
1.      Gangguan pola tidur. Misalanya, sulit tidur, terlalu banyak atau terlalu sedikit tidur.
2.      Menurunnya tingkat aktivitas. Misalnya, menyukai kegiatan yang tidak melibatkan orang lain seperti  menonton tv, makan dan tidur.
3.      Menurunnya efisiensi kerja. Penyebabnya jelas, orang yang terkena depresi akan sulit memfokuskan perhatian atau pikiran pada suatu hal, atau pekerjaan.sehingga, mereka juga akan sulit memfokuskan energi pada hal-hal prioritas.
4.      Menurunnya produktivitas kerja. Orang yang terkena depresi akan kehilangan sebagian atau seluruh motivasi kerjanya. Sebabnya, ia tidak lagi bisa menikmati dan merasakan kepuasan atas apa yang dilakukannya.
5.      Mudah merasa letih dan sakit. Jelas saja, depresi itu sendiri adalah perasaan negatif. Jika seorang menyimpan perasaan negative, maka jelas akan membuat letih karena membebani pikiran dan perasaan.


b.  Gejala Psikis

 Adapun tanda-tanda gejala psikis sebagai berikut:
1.      Kehilangan  rasa percaya diri. Penyebabnya, orang yang mengalami depresi cenderung            memandang segala sesuatu dari sisi negative, termasuk menilai diri sendiri.
2.      Sensitive. Orang yang mengalami depresi senang sekali mengaitkan segala sesuatu dengan dirinya. Perasaannya sensitive sekali, sehingga sering peristiwa yang netral jadi dipandang dari sudut pandang yang berbeda oleh mereka, bahkan disalahartikan.
3.      Merasa diri tidak berguna. Perasaan tidak berguna ini muncul karena mereka merasa menjadi     orang yang gagal terutama dibidang atau lingkungan yang seharusnya mereka kuasai.
4.      Perasaan bersalah. Perasaan bersalah terkadang timbul dalam pemikiran orang yang mengalami depresi. Mereka memandang suatu kejadian yang menimpa dirinya sebagai suatu hukuman atau akibat dari kegagalan mereka melaksanakan tanggung jawab yang seharusnya dikerjakan.
5.      Perasaan terbebani 

c.   Gejala social

Masalah depresi yang berawal dari diri sendiri pada akhirnya memengaruhi lingkungan dan pekerjaan (aktivitas rutin lainnya). Bagaimana tidak, lingkungan tentu akan bereaksi terhadap prilaku orang yang depresi tersebutyang pada umumnya negative (mudah marah, tersinggung, menyendiri, sensitive, mudah letih, mudah sakit).



6.2  Cara menanggulangi depresi

1.  Obat Antidepresan
Ada beberapa obat antidepresan yaitu:
§  Lithium. Lithium adalah obat yang digunakan untuk mengobati gangguan bipolar.
§  MAOIs
§  Tricyclics.
§  SSRIs

2.  Terapi  Interpersonal
Terapi Interpersonal adalah bantuan psikoterapi jangka pendek yang berfokus kepada hubungan antara orang-orang dengan perkembangan simtom penyakit kejiwaan.

3.  Konseling kelompok dan dukungan social
Konseling secara kelompok adalah pelaksanaan wawancara konseling yang dilakukan antara seorang konselor professional dengan beberapa pasien sekaligus dalam kelompok kecil

4.  Berolahraga
Keadaan mood yang negative seperti depresi, kecemasan, dan kebingungan disebabkan oleh pikiran dan perasaan yang negative pula. Salah satu cara yang dapat dilakuakan untuk menghasilkan pikiran dan perasaan positifyang dapat menghalangi munculnya mood negative adalah dengan berolahraga.




5.  Diet (mengatur pola makan)
Simtom depresi dapat diperparah oleh ketidakseimbangan nutrisi di dalam tubuh. Ketidakseimbangan nutrisi yang dapat menyebabkan depresi semakin parah yaitu:
·           Konsumsi kafein secara berkala. 
·           Konsumsi sukrosa (gula) 
·           Kekurangan biotin, asam folat dan vitamin B, C, kalsium, tembaga, magnesium 
·           Kelebihan magnesium
·          Ketidakseimbangan asam amino
·          Alergi makanan

6.  Terapi Humor
Sudah lama professional medis mengakui bahwa pasien yang mempertahankan sikap mental yang positif dan berbagai tawa merespons lebih baik terhadap pengobatan. Respons psiologis dari tertawa termasuk meningkatkan pernapasan, sirkulasi, sekresi hormone dan enzim pencernaan, dan peningkatan tekanan darah.

7.  Berdoa
Banyak orang mempunyai kecenderungan alami untuk berpaling pada agama dalam memperoleh kekuatan dan hiburan. Bagi yang percaya,keyakinan yang kuat dan menjadi anggota aliran agama tertentu serta tujuan yang sama dapat menanggulangi penderitaan dan depresi.
Berdoa merupakan salah satu cara untuk mengatasi depresi. Mengambil waktu untuk berdoa member I kesempatan kepada kita menghentikan kegiatan kita dan jalan arus hidup kita.

8.  Hidroterapi dan Hidrotermal
Hidroterapi adalah penggunaan air untuk pengobatanpenyakit.terapi hidrotermal adalah penggunaan efek temperature air misalnya mandi air panas, sauna, dan lain-lain.
Pengobatan dari hidroterapi berdasarkan efek mekanis dan/atautermal dari air. Tubuh bereaksi pada stimulus panas dan dingin. Saraf mengantarkan rangsangan yang dirasakan kulit kedalam tubuh, dimana merangsang system imun, memengaruhi hormone stres, meningkatkan aliran tubuh dan mengurang rasa sakit.







BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Berdasarkan uraian di atas dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
1.      Stress adalah suatu ketidakseimbangan diri atau jiwa dan realitas kehidupan setiap hari yang tidak dapat dihindari , perubahan yang memerlukan penyesuaian sering dianggap sebagai kejadian atau perubahan negatif yang dapat menimbulkan stress, seperti cedera, sakit atau kematian orang yang dicintai, putus cinta,  Perubahan positif juga dapat menimbulkan stress, seperti naik pangkat, perkawinan, jatuh cinta.
2.      Kecemasan atau dalam Bahasa Inggrisnya “anxiety” berasal dari Bahasa Latin “angustus” yang berarti kaku, dan “ango, anci” yang berarti mencekik.
3.      Menurut Rice PL (1992), depresi adalah gangguan mood, kondisi emosional berkepanjangan yang mewarnai seluruh proses mental (berpikir, berperasaan dan berperilaku) seseorang. Pada umumnya mood yang secara dominan muncul adalah perasaan tidak berdaya dan kehilangan harapan.















DAFTAR PUSTAKA


Nevid S, Jeffrey., Rathus A, Spencer., dan Greene, Beverly. 2005. Psikologi Abnormal Jilid 1 Jakarta: Penerbit Erlangga.

Kartono, Kartini. 2009. Psikologi Abnormal dan Abnormalitas Seksual. Bandung:
               CV Mandar Maju.

Atkinson L, Rita., Atkinson C, Richard., Smith E, Edward dan Darky J Bem. 1987. Pengantar Psikologi. Batam: Interaksara

Miramis, W.F. 1995. Catatan Ilmu Kedokteran Jiwa. Surabaya : Airlangga University Press
 Calvin S. Hall. 1999. A Primer of Freudian Psychology. Plume Publisher












1 komentar:

Berikan komentar dengan bahasa yang baik dan sopan ya :)