>

Sabtu, 20 Desember 2014

Metode-Metode Penaganan Gangguan Kesehatan Mental




BAB I
PEMBAHASAN

1.     Pengertian Kesehatan Mental
Istilah kesehatan mental adalah terjemahan dari kata “Mental Hygiene”. Mental berasal dari kata Mens, mentis yang berarti jiwa, nyawa, sukma,roh, semangat (Kartini,Kartono. 1983:1).
Hygiene berasal dari bahasa perancis,Higiene yang artinya ilmu memelihara kesehatan.
Mental Hygiene dapat diterjemahkan menjadi higien mental atau ilmu kesehatan mental dengan pengertian sebagai usaha-usaha yang dilakukan agar tercapai mental yang sehat (Moh. Surya, 1997:1).
Tiga macam arah dari pengertian tentang kesehatan mental yang disusun oleh para ahli yaitu :
a.       Kesehatan mental dipandang sebagai suatu kondisi atau keadaan mental yang sehat.
b.      Kesehatan mental dipandang sebagai pengetahuan perbuatan bahkan seni untuk mencapai kondisi mental yang sehat.
c.       Kesehatan mental dipandang sebagai aktivitas penyesuaian individu untuk memperoleh kondisi mental yang sehat.



2.     Sejarah Penanganan Gangguan Kesehatan Mental

Kesehatan mental bukan suatu yang baru bagi peradaban manusia. Pepatah Yunani tentang mens sana in corpore sano, satu indikasi bahwa masyarakat di zaman sebelum masehi sudah memperhatikan betapa pentingnya aspek kesehatan mental. Yang tercatat dalam sejarah ilmu, khususnya kesehatan mental, bahwa gangguan mental itu telah terjadi sejak awal peradaban manusia sekaligus telah ada upaya-upaya mengatasi sejalan dengan peradabannya.
 
  Hobbs (1964) mengemukakan  adanya revolusi pemahaman masyarakat terhadap kesehatan mental sekaligus cara - cara penanganannya terutama yang terjadi di masyarakat barat. Tahap - tahap pola pemahaman dan revolusi penanganan kesehatan mental itu adalah sebagai berikut.



1.      Tahap Pertama: Gangguan Kekuatan Gaib
       Orang yang menderita gangguan mental atau orang gila, diyakini disebabkan oleh kekuatan - kekuatan spiritual yang masuk, mempengaruhi atau menguasai manusia. Pada tahap ini, gangguan mental ditangani sesuai dengan keyakinannya tentang sebab sebuah kesakitan. Mereka berkeyakinan ada “pihak yang berwenang” untuk membantu mengatasinya, dan cara penanganannya dilakukan dengan suatu upacara ritual.Bahwa sakit jiwa bukanlah karena roh jahat. Namun demikian perjuangan mereka membutuhkan waktu yang sangat lama untuk diterima oleh masyarakat luas. Pandangan bahwa gangguan mental disebabkan oleh kekuatan gaib ini berlangsung hingga abad pertengahan.

2.   Tahap Kedua: Sakit Mental
Pada abad ke 17 telah terjadi perubahan besar dalam dunia pengetahuan yaitu adanya renaissance. Semboyan kebebasan, persamaan, dan persaudaraan, dijadikan oleh Phillipe Pinel, dokter dan Direktur RSJ Bicetre di Paris menuntut kepada penguasa untuk melepas belenggu penderita jiwa di RSJ. Perjuangan Pinel ini dicatat sebagai “revolusi kesehatan mental pertama”, karena setelah peristiwa ini penanganan terhadap penderita jiwa lebih manusiawi.
Dalam bidang kesehatan mental pun juga mengalami perubahan - perubahan pemahaman masyarakat. Pada abad 17 ini gangguan mental tidak lagi dianggap sebagai gangguan dari kekuatan spiritual atau roh jahat sebagaimana yang terjadi sebelumnya, tetapi dianggap sebagai keadaan sakit.
Implikasi dari kesadaran dan perubahan pemahaman masyarakat dan ilmuwan terhadap gangguan mental adalah adanya perubahan pula penanganannya. Karena gangguan mental dipandang sebagai kesakitan sebagaimana sakit fisik, maka pada abad ini banyak dibangun asylum, untuk menampung para penderita gangguan mental dan sekaligus diupayakan penyembuhannya.


3.      Tahapan Ketiga: Faktor Psikologis
Pandangan baru tentang kesehatan mental terjadi pada awal abad ke-20. Melalui teori Sigmund Freud tentang Psikoanalisa, memandang bahwa gangguan mental terjadi karena adanya konflik - konflik psikis yang terjadi antara dorongan instinktif (id) dan control moral (superego). Penderita gangguan mental, tidak perlu dihukum sebagaimana yang ditampung di asylum, tetapi dirawat di rumah sakit dan digali faktor - faktor ketidaksadarannya. Sejak Freud , menguasai pandangan tentang gangguan jiwa, maka studi tentang hysteria dan neurosa, menjadi sangat menarik.
Karena itulah pada masa ini disebut revolusi kesehatan mental yang kedua, karena itulah mengubah cara pandang sebelumnya mengenai cara penanganan terhadap gangguan mental. Pendekatan klinis lebih ditingkatkan untuk memperbaiki yang tidak sepenuhnya dicapai pada revolusi pertama.


4.      Tahap Keempat: Multifaktor
Setelah perang dunia II, pandangan masyarakat tentang kesehatan mental terjadi kemajuan. Kesehatan mental dipandang tidak hanya karena faktor psikologis, lebih dari itu adalah karena multi faktor, yaitu faktor interpersonal, keluarga, masyarakat, dan hubungan sosial. Semua faktor-faktor tersebut saling berinteraksi dan memepengaruhi kesehatan mental individu maupun masyarakat.
Pada saat itu, banyak bermunculan gerakan - gerakan sosial yang membela hak - hak rakyat sipil, wanita, kesadaran dalam partisipasi politik dan pemerintahan, pencegahan kemiskinan dan masalah - masalah sosial lainnya. semuanya dilakukan dalam upaya peningkatkan kesehatan mental individu dan masyarakat secara keseluruhan.
Sejak itu, didasari oleh masyarakat dunia bahwa kesehatan mental tidak saja terbatas pada upaya penyembuhan belaka tetapi yang terpenting adalah upaya pencegahannya. Masa ini disebut revolusi yang ketiga dalam bidang kesehatan mental. Pendekatan penanganan kesehatan mental yang terbaru ini memberikan kesadaran banyak kesehatan mental tidak cukup diatasi secra klinis dan individual tetapi perlu juga melibatkan seluruh masyarakat.


Tabel 9.1 Tahapan Revolusi Penanganan Kesehatan mental


Periode Revolusi
Penyebab Gangguan
Ciri-ciri
Metode Bantuan
Keunggulan dan
Kelemahan Revolusi
 Hingga abad pertengahan ke-18
      Penguasaan makhluk halus atau kekuatan gaib
“Treatment” agama; pemisahan secara permanent dari masyarakat; metode fisik yang keras yang sewaktu-waktu mengarah kepada kematian;

         Revolusi pertama/ akhir abad ke-18 dan awal abad ke-19
Sakit; sakit mental
Masih menggunakan metode fisik (tetapi tidak sekeras sebelumnya); menggunakan komunikasi dan interaksi dengan “pasien”; pengurungan jangka panjang
Keunggulan: mulai memperhatikan aspek kemanusiaan terhadap individu, kurang menggunakan penanganan kekerasan
Kelemahan: sedikit mengenal faktor psikologis dan sosial.
      Revolusi kedua/ aliran Freud akhir abad ke-19 dan awal abad 20
Intra psikis, biasanya konflik ketidaksadaran
Psikoterapi, analisis dan interpretasi dari: assosiasi bebas, mimpi dan perilaku lain
Keunggulan: mengenal pentingnya motivasi dan perkembangan awal anak
Kelemahan: terlalu menekankan pada teori dibandingkan dengan penelitian empiris dan menekankan faktor masa lalu dan ketidaksadaran dibandingkan faktor personal dan sosial.
Revolusi ketiga/ pertengahan abad ke-20
Konflik antar individu; keluarga, masyarakat dan kekuatan social
Intervensi perkawinan, keluarga, dan masyarakat didesain untuk menghadapi masalah interaksi antar dan sekitar masyarakat.
Keunggulan: mengenal pentingnya interaksi sekitar individu, keluarga dan masyarakat.
Kelemahan: pendekatan interpersonal dan sosial dapat menolak









3.     Penanganan Gangguan Kesehatan Mental pada Anak
Gangguan Kesehatan mental dapat diobati secara formal dan informal. Pengobatan secara informal  yaitu sebagai berikut :
a.       Berusaha memahami hakekat manusia yang mempunyai pembawaan dan pengalaman yang berbeda-beda dengan segala kelebihan dan kekurangannya.
Termasuk memahami diri sendiri yang bisa dilakukan dengan intropeksi diri.
b.      Konsultasi pada orang yang dianggap bisa memahami membantu mengatasi masalahnya.
c.       Mencurahkan isi hatinya kepada orang yang dipercayainnya.
d.      Berfikir positif dengan memandang segala sesuatu dari aspek positif atau hikmahnya
e.       Realistis yaitu dengan menerima kenyataan/fakta secara rasional.
f.       Berusaha menyesuaikan diri dengan cara sebagai berikut :
·         Alloplasties yaitu dengan mengubah sikap perilaku diri sendiri agas sesuai dengan situasi dan kondisi lingkungan, jika diri sendiri tidak mungkin/mampu mengubah situasi dan kondisi lingkungan.
·         Geneplasties yaitu dengan mengadakan perubahan pada diri sendiri dan pada lingkungan, sepanjang hal tersebut memungkinkan.
·         Autoplasties yaitu mengubah situasi dan kondisi lingkungan sesuai dengan yang kita harapkan, sepanjang hal tersebut memungkinkan, baik secara kemampuan, kemauan, kewenangan maupun peluang sehingga seseorang akan merasa lebih baik, senang, nyaman dan bahagia.
g.      Melakukan rekreasi dan olahraga ringan agar secara fisik maupun mental seseorang merasa lebih segar dan enak.
h.      Melakukan relaksasi misalnya dengan program latihan relaksasi, massage, rekreasi dan sebagainya yang akan membuat seseorang merasa lebih tenang.
i.        Berdoa dan berserah diri kepada Tuhan Yang Maha Esa, sehingga seseorang akan merasa tenang, tentram dan damai.
Ketidakmampuan seseorang untuk menyesuaikan diri terhadap perubahan yang terjadi pada dirinya maupun pada lingkungannya dikenal dengan istilah stress. Sehubungan dengan hal tersebut Hans Selye (1976) dalam “The Stress Life” menuliskan beberapa cara untuk mengatasi stress, yaitu:

Ø  Ubah lingkungan kerja dan lingkungan social.
Ø  Pelajari emosi yang dilahirkan oleh persepsi dan opini Anda.
Ø  Berusaha untuk rileks, tenang dalam menghadapi tugas maupun masalah.
Ø  Pelihara fisik anda dengan gizi yang memadai dan berolahraga yang teratur.
Ø  Penuhi kebutuhana rohani dengan berdoa, laksanakan ajaran dengan sebaik-  baiknya sesuai dengan keyakinan.

j.        Masuk perkumpulan social                   
 Pengobatan informal ini dapat berupa partisipasi dalam kegiatan-kegiatan yang bertujuan untuk meningkatkan kesehatan mental dan fisik secara keseluruhan, dan didukung oleh filsafat atau ideologi tertentu mengenai bagaimana seseorang harus hidup.

         Selain itu gangguan kesehatan mental dapat ditangani dengan pengobatan formal. Pengobatan formal menyangkut segala bentuk terapi, perawatan medis atau lainnya yang dilakukan semata-mata untuk meringankan masalah-masalah mental. Kegiatan ini meliputi berbagai bentuk kegiatan psikoanalisis, terapi tingkahlaku, terapi umum atau konseling

3.1 Metode Penanganan Gangguan Kesehatan Mental
      Pilihan pengobatan umum atau formal untuk anak-anak yang memiliki kondisi kesehatan mental meliputi:
§  Psikoterapi adalah suatu interaksi sistematis antara klien dengan terapis yang menyertakan prinsi-prinsip psikologis untuk melakukan perubahan pada periklaku, pikiran dan persaan klien, dengan tujuan untuk membantu klien mengatasi perilaku abnormal, memecahkan masalah dalam kehidupan, atau berkembang sebagai individu.
-          Ciri-ciri dari psikoterapi :
1.      Interaksi yang sistematis.
Proses psikoterapi melibatkan interaksi sistematis antara klien dan terapis.sistematis artinya terapis mengarahkan interaksi ini dengan rencana dan tujuan yang merefleksikan sudut pandang teoritis mereka.
2.      Prinsip psikologis.
Dalam terapinya psikoterapis menggunakan prinsip-prinsip, penelitian dan teori psikologis.
3.      Perilaku, pemikiran dan persaan
Psikoterapi dapat diarahkan pada domain perilaku, kognitif dan emosional untuk membantu klien mengatasi masalah psikologis dan mengarah pada kehidupan yang lebih memuaskan.
4.      Perilaku abnormal, pemecahan masalah, dan pertumbuhan pribadi.
Setidaknya terdapat tiga kelompok orang yang dibantu oleh psikoterapi. Pertama adalah orang-orang dengan masalah perilaku abnormal seperti gangguan mood, gangguan kecemasan, atau skizofrenia.kedua, adalah orang-orang yang mencari bantuan unytuk masalah pribadi yang tidak dianggap sebagai abnormal,seperti rasa  malu social atau kebingunagan dalam memilih karir.ketiga, adalah orang-orang yang mencari pertumbuhan pribadi. Bagi mereka, psikoterapi bararti self-discovery  yang dapat membantu mereka mencapai potensi-potensi mereka, contohnya orang tua, artis kreatif, pemain film atau atlit.
            Psikoterpi juga memiliki ciri-ciri lain salah satunya psikoterpi melibatkan interaksi verbal. Psikoterpi adalah terapi bicara, bentuk pertukaran antara klien dan terapis yang melibatkan pembicaraan atau percakapan. Ciri umum lainnya adalah menanamkan pada klien harapan dan kemajuan. pada umumnya klien memasuki terapi dengan harapan untuk menerima bantuan dan mengatasi masalah.
§  Terapi psikodinamika
                         Sigmund freud merupakan rumus teori pertama yang mengembangkan model psikologis – model psikodinamika dari perilaku abnormal.terapi psikodinamika membantu individu untuk memperoleh insight mengenai dan mengatasi konflik bawah sadar yang dipercaya merupakan akar dari perilaku abnormal. Psikodinamika, terpi yang membantu individu untuk memperoleh insting tentang konflik dan menyelesaikan konflik yang tidak disadari.
                     Pendekaatan psikodinamika modern,
            Psikodinamika modern dilakukan dalam bentuk interaksi lebih langsung yang berhadapan dibandingkan psikoanalisis rasional freud. Pendekatan psikodinamika modern umumnya lebih singkat dan berfokus pada exsplorasi langsung dari segi pertahanan diri dan hubungan ference .
§  Terapi Perilaku
      Merupakan aplikasi sistematis dari prinsip-prinsip belajar untuk menangani gangguan psikologis. Karena terfokusnya pada perubahan perilaku bukan perubahan kepribadian atau menggali masal lalu secara mendalam tetapi perilaku relative singkat, berlangsung umumnya dari beberapa minggu sampai beberapa bulan. Terapis Perilaku, seperti terapis lainnya, mencoba mengembangkan hubungan terapeutik yang hanya dengan klien. Tetapi mereka percaya bahwa kemampuan khusus kemampuan terapi perilaku berasal dari teknik-teknik yang berbasis pembelajaran bukan dari hubungan terapeutik.
§  Terapi Humanistik
      Terapi Psikodinamika cenderung berfokus pada proses-proses bawah sadar seperti konflik internal. Teraapi Humanistik berfokus pada pengalaman klien yang subjektif dan disadari. Seperti terapis perilaku. Terapis humanistic juga lebih berfokus pada apa yang dialami klien saat ini, disini dan sekarang dari pada masa lalu. Keduanya mengasumsikan bahwa masa lalu mempengaruhi perilaku dan perasaan pada masa kini mencoba untuk memperluas self-insight klien. Bentuk terapi ini adalah terapi terpusat pada individu juga terpusat pada klien.




BAB II
KESIMPULAN

                  Metode-metode penanganan gangguan kesehatan mental yaitu dapat dilakukan dengan cara pengobatan formal dan infotmal. Secara formal dapat dilakukan dengan  metode psikoterapi, terapi psikodinamika, terapi perilaku dan terapi humanistic. Pengobatan secara informal dapat dilakukan dengan cara selalu berusaha memahami hakekat manusia yang mempunyai pembawaan dan pengalaman yang berbeda-beda dengan segala kelebihan dan kekurangannya, Konsultasi pada orang yang dianggap bisa memahami membantu mengatasi masalahnya.berfikir positif dengan memandang segala sesuatu dari aspek positif. Sehingga dapat membentuk kepribadian yang baik.




DAFTAR PUSTAKA

-      Nevid, J.S dkk.2005.Psikologi abnormal Jilid 1.Jakarta:Erlangga
-          www.suaramedia.com















0 komentar:

Posting Komentar

Berikan komentar dengan bahasa yang baik dan sopan ya :)