>

Sabtu, 20 Desember 2014

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Komunikasi Antar Pribadi





BAB 1
PENDAHULUAN
1.1  Latar belakang
Semua mahluk hidup pada dasarnya dilahirkan untuk menjadi mahluk sosial dan mahluk individual.Sebagai mahluk sosial manusia harus bisa berkomunikasi dengan sesama manusia yang lain.Komunikasi merupakan medium penting bagi pengembangan pribadi manusia.Dengan berkomunikasi manusia bisa berteman , bergaul ,berteman ,bermasyarakat.Melalui komunikasi juga manusia bisa tumbuh ,berkembang ,dan belajar.
Dalam komunikasi minimal harus terdapat 2 orang/biasa disebut komunikasi antar pribadi.Dalam komunikasi antar pribadi minimal harus terdapat 2 pribadi yang harus di kenali yaitu diri sendiri dan orang lain.Dalam komunikasi antar pribadi tampilan kita dalam berkomunikasi menggambarkan kepribadian setiap individu yang berkomunikasi,sehingga dalam hal ini kita harus tahu cara ntuk berkomunikasi yang baik.

1.2  Rumusan masalah
1.Apa yang dimaksud dengan komunikasi antar pribadi?
2.Apa faktor faktor yang mempengaruhi komunikasi antar pribadi?

1.3  .Tujuan penulisan
     Dari rumusan masalah diatas,maka tujuan penulisan makalah ini adalah
1.      Mengetahui pengertian komunikasi antar pribadi
2.      Mengidentifikasi faktor faktor yang mempengaruhi komunikasi antar pribadi.




BAB II
ANALISI /PEMBAHASAN
2.1 Pengertian komunikasi antar pribadi
Komunikasi merupakan hal yang sangat penting bagi manusia dalam menja-lani hidup ini.Dengan komunikasi manusia bisa merasakan kasih sayang,kenben-cian,amarah dan sebgainya.Dengan komunikasi manusia bisa berinteraksi dengan sesama dan masyarakat yang lebih luas.
Pada dasarnya komunikasi adalah proses pertukaran informasi dari dua belah pihak/lebih.Komunikasi interpersonal/komunikasi antar pribadi adalah komunikasi antar individu individu(Littlejohn,1999).Bentuk kusus komunikasi antar pribadi adalah hanya melibatkan dua orang secara tatap muka sehingga pesertanya menangkap reaksi orang lain secara langsung,contohnya komunikasi antara ayah dengan ibu,seorang guru dengan seorang murid,dll.
Untuk melakukan komunikasi yang baik seseorang harus bisa mengetahui situasi dan kondisi lawan bicara untuk mencegah terjadinya miss komunikasi.Miss komunikasi /salah penafsiran bisa terjadi karena pada dasarnya manusia sangat sensitif  terhadap bahasa tubuh ,exspresi wajah,postur tubuh,nada ataupun intonasi suara saat berkomunikasi.
2.2. Faktor faktor yang mempengaruhi komunikasi antar pribadi
1.      Menurut Lunandi (1994, 85) ada enam faktor yang mempengaruhi komunikasi interpersonal. Faktor-faktor tersebut adalah
o   Citra diri ,setiap orang pasti memiliki gambaran tentang dirinya,ke-lemahan,kelebihan,dan status dirinya dalam masyarakat.Citra diri menentukan persepsi /pandangan orang lain mengenai tiap tiap in-dividu .Setiap orang belajar dan berusaha untuk menciptakan citra diri  yang baik dalam masyarakat melalui hubungan komunikasi dengan orang lain.
o   Citra pihak lain ,adalah pandangan seseorang terhadap orang lain yang diajak berkomunikasi,contohnya orang biasanya berbicara lancar ,jelas,dan tegas tiba tiba saat bicara dengan orang tertentu menjadi gugup ,hal ini di karenakan saat komunikasi dipengaruhi citra diri dan citra pihak lain.
o   Lingkungan fisik adalah lingkungan tempat tinggal manusia ,setiap orang terkadang merubah cara berkomunikasinya tergantung dima-na ia berada karena setiap tempat memiliki norma/aturan yang ber-beda sehinnga setiap orang harus mampu berkomunikasi menyesu-aikan lingkungan dimana ia berada .
o   Lingkungan sosial ,lingkungan sosial sebenrnya sama saja dengan lingkungan  fisik diman bentuk bentuk komunikasi dipengaruhi oleh keada-an masyarakat yang bersangkutan.
o   Kondisi,kondisi /keadaan seseorang saat berkomunikasi sangat berpengaruh terhadap bentuk komunkasi yang dilakukan seseorang.kondisi manusia bisa meliputi kondisi fisik/kondisi keji-waan seseorang,contohnya orang yang sakit maka ia tidak dapat berkomunikasi dengan baik mungkin ia tidak bisa berbicara dengan lancar dan jelas.
o   Bahasa badan ,komunikasi tidak hanya melalui kata kata /ucapan tetapi juga melalui bahasa badan ,contohnya exspresi wajah,intona-si,gerakan.Kelemahan bahasa badan adalah kurang jelas/samar se-hingga terkadang menimbulkan salah penafsiran dalam komunika-si.contoh bahasa tubuh adalah orang yang menggeleng geleng ke-pala menggambarkan  orang yang bingung/belum paham mengenai apa yang dibicarakan.
2.      Menurut Jalaluddin Rakhmat(1998,80 – 129) faktor- faktor  yang mempengaruhi komunikasi antar pribadi meliputi:
·         Konsep diri
·         Persepsi interpersonal
·         Atraksi interpersonal
·         Hubungan interpersonal
            Berikut ini akan dijelaskan lebih detail mengenai faktor yang mempengaruhi komunikasi antar pribadi menurut Jalaluddin Rakhmat
ü  Konsep Diri
            Konsep diri adalah pandangan dan perasaan tentang kita sendiri . Presepsi tentang diri ini boleh bersifat psikologi, social dan fisis. Konsep diri bukan hanya sekedar  gambaran deskriptif, tetepi juga penilaian diri seseorang tentang dirinya sendiri. Jadi, konsep diri meliputi apa yang seseorang pikirkan dan apa yang seseorang rasakan tentang dirinya sendiri.
            Dengan demikian, ada dua komponen konsep diri yaitu komponen kognitif dan komponen afektif. Dalam psikologi social, komponen kognitif disebut citra-diri(self image, dan komponen afektif disebut harga-diri(self esteem). Keduanya menurut William D. Brooks dan Philip Emmert (1976:45), berpengaruh besar pada pola komunikasi antar pribadi.
         1.  Faktor- Faktor yang Mempengaruhi Konsep Diri
a. Orang Lain
Harry Stack Sullivan (1953) menjelaskan bahwa jika kita siterima orang lain, dihormati, dan disenangi karena keadaan diri kita, kita akan cenderung bersikap menghormati dan menerima diri kita. Sebaliknya, bila orang lain selalu meremehkan kita, menyalahkan, dan menolak kita, kita akan cenderung tidak akan menyenangi diri kita.
Tidak semua orang lain mempunyai pengaruh yang sama terhadap diri kita. Ada yang paling berpengaruh, yaitu orang-orang yang paling dekat dengan diri kita. George Herbert Mead (1934) menyebut mereka significant others ( orang lain yang sangat pennting). Ketika kita masih kecil, mereka adalah orang tua kita, saudara-saudara kita, dan orang yang tinggal satu rumah dengan kita. Richard Dewey dan W. J. Humber (1966:105) menamainya affective othets (orang lain yang dengan mereka kita mempppunyai ikatan omosional. Dari merekalah, sacara perlahan-lahan kita membentuk konsep diri kita. Pandangan diri kita tentang keseluruhan pandangan orang lain terhadap kita disebut generalized others.
b. Kelompok Rujukan (Reference Group)
Dalam pergaulan bermasyarakat, kita pasti menjadi anggota berbagai kelompok. Setiap kelompok mempunyai norma-norma tertentu. Ada kelompok yang secara emosional mengikat kita. Ini disebut kelompok rujukan. Dengan melihat kelompok ini, orang mengarahkan perilakunya dan menyesuaikan dirinya dengan ciri-ciri kelompoknya.
2.  Pengaruh Konsep Diri pada Komunikasi Antar Pribadi
           a. Nubuat yang Dipenuhi Sendiri
                    Konsep diri merupakan factor yang sangat menentukan dalam komunikasi antar pribadi, karena setiap orang bertingkahlaku sedapat mungkin sesuai dengan konsep dirinya. Kecenderungan untuk bertingkah laku sesuai dengan konsep diri disebut sebagai nubuat yang dipenuhi sendiri.
                    Hubungan konsep diri dengan perilaku mungkin dapat disimpulkan dengan ucapan para penganjur berpikir positif yaitu suksesnya komunikasi antar pribadi bannyak bergantung pada kualitas konsep diri yang kita miliki, baik itu positif atau negative.
                    Menurut William D. Brooks dan Philip Emmert (1976:42-43) ada lima tanda orang yang memiliki konsep diri negative yaitu dia peka terhadap kritik, refponsif terhadap pujian, sikap hiperkritis, cenderung merasa tidak disenangi oaring lain, dan bersikap pesimis terhadap kompetisi.
                    Sebaliknya, orang yang memeiliki konsep diri positif ditandai dengan lima hal:
·         Ia yakin akan kemampuan mengatasi masalah
·         Ia merasakan setara dengan orang lain
·         Ia menerima pujian tanpa rasa malu
·         Ia menyadari, bahwa setiap orang mempunyai barbagai perasaan, keinginan dan perilaku yang tidak seluruhnya disetujui masyarakat.
·         Ia mampu memperbaiki dirinya dirinya karena ia sanggup mengungkapkan aspek-aspek kepribadian yang tidak disenanginya dan berusaha mengubahkannya.
Dari konsep diri positiflah lahir pola perilaku komunikasi antar pribadi yang positif pula, yakni melekukan presepsi yang lebih cermat, dan mengungkapkan petunjuk-petunjuk yang membuat orang lain menafsirkan kita dengan cermat, dan mengungkapkan petunjuk-petunjuk yang membuat orang lain menafsirkan kita dengan cermat pula. Komunikasi yang berkonsep diri positif adalah orang yang menurut istilah Sidney M. Jourand(1971) yaitu terbuka kepada orang lain.
b. Membuka Diri
         Dengan membuka diri, konsep diri menjadi lebih dekat pada kenyataan. Bila konsep diri sesuai dengan pengalaman kita, kita akan lebih terbuka untuk menerima pengalaman-pengalaman dan gagasan-gagasan baru, lebih cenderung memendang diri kita dan orang lain. Semakin luas diri public kita, semakin terbuka kita terhadap orang lain, maka semakin akrap hubungan kita dengan orang lain.
c. Percaya Diri ( Self Confidence)
         Keinginan untuk menutup diri, selain karena konsep diri yang negative timbul dari kurangnya kepercayaan kepada kamampuan sendiri. Orang yang tidak menyenangi dirinya merasa bahwa dirinya tidak akan mampu mengatasi persoalan. Orang yang kurang percaya diri akan cenderung sedapat mungkin menghindari situasi komunikasi. Ia takut orang lain akan mengejeknya atau menyalahkannya. Dalam diskusi ia akan lebih banyak diam.
         Ketakutan untuk melakukan komunikasi dikenal sebagai communication apprehension. Orang yang komprehansif dalm komunikasi, akan menarik diri dari pergaulan, berusaha sekecil mungkin berkomunikasi, dan hanya akan berbicara apabila terdesak saja.
d. Selektivitas
      Konsep diri mempengaruhi perilaku komunikasi kita karena konsep diri mempengaruhi kita karena konsep diri mempengaruhi kepada pesan apa anda bersedia membuka diri, bagaimana kita mempresepsikan pesan itu, dan apa yang kita ingat, tulisan Anita Taylor et al. (1977:12). Dengan singkat, konsep diri menyebabkan tepaan selektif(selective exposure), presepsi selektif(selective perception), dan ingatan selektif (selective attention).
ü  Atraksi antar pribadi
                               Atraksi antar pribadi yaitu kesukaan pada orang lain ,sikap positif dan daya tarik seseorang.Kajian tentang atraksi antar pribadi sangat penting untuk mengetahui kenapa seseorang tertarik pada orang lain.terdapat dua faktor yang mempengaruhi seseorang untuk tertarik pada orang lain  yaitu faktor personal dan faktor situasional.
1.        Faktor personal
       Faktor personal adalah faktor yang berkitan dengan pribadi seseorang. Faktor personal meliputi
·         Kehangatan pribadi,maksudnya adalah apabila seseorang menunjukan sikap positif dan memberikan afeksi kepada orang lain misalnya dengan memuji orang lain,maka orang lain cenderung menerimanya,sehingga tercipta komunikasi anntar pribadi.
·         Kompetensi atau kemampuan ,orang akan cenderung tertarik berkomnikasi dengan orang yang memiliki kemampuan,ketrampilan ,dan kecerdasan tertentu.
·         Kesamaan karakteristik personal ,orang akan cenderung menyuaki orang yang memiliki kesamaan dengan kita misalnya sikap,kepribadianya,dan minat seseorang.
·         Harga diri,orang yang memiliki harga diri rendah cenderung untuk berafiliasi atau bergabung dengan orang lain dan cenderung rensponsif menerima kasih sayang dari oran lain.
·         Stress atau tekanan emosional,  orang  yang berada dalam kecerdasan emosional tinggi cenderung membutuhkan kehadiran orang lain.
·         Isolasi sosial ,seseorang yang terisolasi oleh orang lain cenderung senang apabila kedatangan atau kehadiran lorang lain  akan disikapi dan direspon sebagai uluran kasih sayang .sehingga terjadi kecendrungan untuk mudah mencintai orang lain.
·         Rasa suka timbal balik, Blake dan tesser (1970) dalam Tubs dan Moss (2000:190) menyatakan bahwa kita semua pernah mengalami situasi situasi yang yang memungkkinkan rasa suka kita pada seseorang  diperkuat oleh perasaan kita bahwa ia juga kita,ketika kita mencintai seseorang dan perasaan kita tidak dibalas maka kita cenderung kehilangan minat akan orang tersebut.
·         Kebutuhan yang saling melengkapi,kebutuhan manusia untuk berhubungan dengan orang lain makn lama makin kompleks ,kita berkomunikasi dengan orang lain terkadang untuk mendapat kebahagiaan ,kesenangan, pertolo-ngan, pujian dari orang yang diajak berkomunikasi.Kebutuhan inilah yang menyebabkan seseorang tertarik kepada orang lain.Kebutuhan yang saling melengkapi merupakan faktor yang sangat signifikan dalam memilih kawan ataupun pasangan.
2.      Faktor situasional
{  Daya tarik fisik ,maksudnya bahwa penampilan fisik sangat mempengaruhi komunikasi antar pribadi,kesan pertama sangat berpengaruh terhadap persepsi seseorang.Penampilan pria atau wanita yang secara fisik menarik lebih disukai.
{  Kedekatan ,kedekatan yang dimaksd disini adalah kedekatan jarak tempat tinggal .Ada beberapa alasan mengapa kedekatan menimbulkan rasa suka:kedekatan menimbulkan keakraban,orang yang lebih dekat secara fisik lebih mudah  didapat, kedekatan sering dikaitkan dengan kesamaan
{  Sesuatu yang menguntungkan,kita lebih mudah berkomunikasi dengan orang yang dapat atau bisa  memberikan keuntungan terhadap kita.keuntungan dapat berupa keuntungan fisik atau keuntungan psikologis
{  Kemiripan ,kita cenderung berkomunikasi dengan orang yang memiliki kemiripan dengan diri kita ,misalnya kemiripan: hobi,agama,suku,ras ,tuju-an, usia.
                        Pengaruh atraksi antar pribadi terhadap komunikasi antar pribadi
Komunikasi antar pribadi akan efektif apabila tercipta hubungan yang menyenangkan antara komunikan dengan komunikator.Hubungan yang menyenangkan apbila diantara dua orang yang berkomunikasi memiliki unsur unsur kesamaan.
                   Sehubungan dengan itu,maka dalam komunikasi hendaknya komunikator menunju-kan  kesamaan,misalnya kesamaan agama,sikap,dan maksud yang sama dalam suatu persoalan.Rahmat(1994:263) yang mengutip pendapatnya Simons mengatakan bahwa komunikator yang dipersepsikan memiliki kesamaan dengan komunikan  cenderung berkommunikasi lebih efektif dikarenakan sebagai berikut :
(1) kesamaan mempermu-dah proses penyandi balikan yakni proses penerjemahan lambang lambang yang diteri-ma menjadi gagasan -gagasan / ide- ide.
(2) kesamaan membantu dalalm membangun premis yang sama dan kesimpulan yang sama.
(3)    kesamaan membantu komunikan tertarik pada komunikator.
(4) kesamaan menumbuhkan rasa hormat dan kepercayaan terhadap komunikator.
ü Hubungan Antarpribadi
Hubungan antarpribadi terbentuk apabila dua orang yang berkomunikasi menjadi saling terikat satu sama lain. Hubungan antarpribadi ini terjadi apabila dua orang atau lebih yang berkomunikasi terdapat interaksi dan saling mempengaruhi satu sama lain sehingga hubungan antar mereka menjadi akrab dan menyenangkan.
Dalam komunikasi kita tidak sekedar menyampaikan isi pesan tetapi kita juga menentukan kadar hubungan  antarpribadi atau dengan bahasa lainn bahwa dalam berkomunikasi antarpribadi kita sekaligus menentukan isi dan hubungan. Hal ini sesuai pendapat Watzwick, Biavin dan Jackson (1967) yang dikutip oleh Rahmat (200:19) yang menyatakan bahwa setiap komunikasi mengandung aspek isi dan aspek hubungan merupakan inti komunikasi. Selanjutnya terjadi pergeseran dalam paradigma komunikasi yaitu dari unit analisis yang semula berdasarkan unit individual bergeser ke analisis hubungan.
Para psikolog yang mewakili aliran psikologi humanistik seperti Allport, Erich Fromm sampai Rogears dan yang terakhir Arnold P Goldtein (1975) mengembangkan metode peningkatan hubungan dalam proses pemecahan masalah klien dengan pendekatan psikoterapi. Dalam membantu memecahkan masalah klien dengan mendasarkan diri pada tiga prinsip yang menyatakan bahwa makin baik hubungan antarpribadi antara klien dengan psikologmaka:
(1)  klien semakin terbuka dalam  mengungkapkan perasaannya.
(2) klien meneliti perasaannya semakin dalam maka klien semakin cenderung mendengar dengan penuh perhatian, dan
(3) klien bertindak atas nasihat yang di berikan oleh psikolog.
Dalam proses perkembangan hubungan antara individu satu dan yang lain berawal dari saling mengenalkan diri sampai pada tingkat hubungan akrab atau intim yang di tandai adanya kerja sama dan saling ketergantungan satu sama lain. Suatu hubungan disebut hubungan yang akrab apabila di daalamnya ada interdependesi atau saling kerja sama yang kuat. Menurut Kelly dkk (1983) sebagaimana dikutip Sears (1992:237) mengemukakan bahwa hubungan yang erat memiliki beberapa ciri yaitu :
(1) Ada frekuensi interaksi yang kerap untuk waktu yang relatif panjang.
(2) Hubungan yang erat melibatkan bermacam-macam bentuk kegiatan atau peristiwa.
(3) Saling pengaruh yang kuat mewarnai hubungan kedua orang tersebut.
a.    Proses Hubungan Antarpribadi
Hubungan antarpribadi melibatkan dan membentuk kedua belah pihak untuk saling memberi dan menerima sehingga terjadi perubahan pada diri masing-masing setelah berhubungan. Misalnya dua orang yang sedang berbagi pengalaman. Bila pengalaman tersebut menyenangkan dan peranan berlangsung seperti yang di harapkan dan saling komplementer atau saling melengkapi maka dapat di pastikan hubungan itu akan berlangsung lama dan di lanjutkan. Sebaliknya bila silang maka dapat di pastikan hubungan itu akan di hentikan.
Dari gambaran di atas maka dalam hubungan antarpribadi dapat terjadi proses menuju kebersamaan dan sebaliknya menuju perpisahan. Menurut Tubs dan Moss (2000:207-208) mengemukakan proses  yang mencakup lima tahap meliputi:
1. Memulai (initiating) merupakan usaha awal melakukan percakapan
  dengan seseorang yang baru kita kenal.
2. Penjajagan (experimenting) adalah fase dimana  kita mencoba topik-topik percakapan unuk mengenal diri orang lain.
3. Penggiatann (intensifying) menandai awal keintiman dan berbagi informasi pribadi.
4. Pengintegrasian (integrating) terjadi bila orang mulai menganggap diri mereka sendiri sebagai pasangan.
5. Pengikatan (bonding) adalah tahap yang lebih formal atau ritualistik yang berupa pertunangan atau perkawinan atau dalam bentuk hubungan yang tetap atau langgeng.
Knapp (dalam Tubbs dan Moss, 2000:209) menganalisis kemerosotan yang terjadi dalam hubungan yang telah mencapai pengikatan mencakup lima tahap yaitu:                                                     
1.      Pembedaan (differentiating) terjadi bila dua orang memutuskan bahwa mungkin hubungan mereka terlalu membatasi.
2.      Pembatasan (circumcribing) adalah suatu tahap yang menunjukkan bahwa pasangan mulai mengurangi frekuensi dan keintiman komunikasi mereka.
3.      Stagnaasi (stagnating) yaitu tahap yang menunjukkan kemrosotan hubungan yang semakin jauh dan diantara mereka mencoba untuk bertahan, karena alasan agama, keuangan , untuk kebaikan anak-anak atau faktor-faktor lain yang tidak berhubungan dengan daya tarik terhadap pasangannya.
4.      Penghindaran (avoiding) adalah suatu tahap dimana kedua belah pihak berusaha untuk meminimalkan penderitaan atas pengalaman hubungan yang merosot.
5.      Pemutusan (terminating) adalah tahap final yaitu antara mereka sudah tida ada komunikasi.
Bedasarka tahap-tahap diatas walaupunn di utarakan dengan berkaitan dengan hubungan pria wanita, konsep dan prinsip tersebut berlaku untuk hubungan sesama jenis.
b.      Pemeliharaan Hubungan
Hubungan antarpribadi tidak bersifat statistik melainkan dinamis atau berubah-ubah. Untuk memelihara hubungan antarpribadi agar tercapai keseimbangan dapat melalui upaya-upaya menurut Rahmat (2000:126) meliputi empat faktor sebagai berikut:
a.       Keakraban, merupakan pemenuhan kebutuhan akan kasih sayang.
b.      Kesepakan tentang siapa yang akan mengontrol siapa dan bagaimana.
c.       Kesepakatan respon, artinya respon A harus diikuti respon B yang sesuai.
d.      Keserasian suasana emosional ketika berlangsungnya komunikasi antarpribadi.
Faktor-Faktor yang Menumbuhkan Hubungan Antarpribadi
Menurut Rahmat  (2000:129) mengemukakan tiga faktor yaitu:
1.      Percaya, faktor ini sangat domonan mempengaruhi komunikasi antar pribadi. Banyak penelitian yang membuktikan sejauh mana kita percaya pada orang lain di pengaruhi oleh faktor personal dan situasional. Faktor personal, misalnya harga diri yang positif cenderung mempercayai orang lain dan sebaliknya orang yang mempunyai kepribadian otoriter cenderung sukarmempercayai orang lain.
·         Sikap percaya berkembang apabila dalam setiap komunikasi antar komunikator dan komunikan sama-sama bersikap jujur. Sikap ini dibentuk berdasarkan pengalaman kita dalam komunikasi karena sikap percaya tersebut berubah-ubah bergantung kepada hubungan antara komunikasi dan komunikan. Selain pengalaman, sikap percaya juga dapat dibentuk melalui penerimaan ,empati dan kejujuran.
·         Menerima adalah suatu sikap seseorang dalam melihat orang lain sebagaimana adanya. Sikap ini menunjukkan dengan menghargai orang lain tidak membeda-bedakan, dan sikap tulus tanpa syarat (un conditional positive regerd). Dengan sikap menerima secara apa adanya maka hubungan antarpribadi dapat berlangsung seperti yang diharapkan, sebaliknya apabila kita tidak bersikap menerima maka hubungan antarpribadi tidak akan berlangsung baik.
·         Empati merupakan sikap seseorang turut merasakan apa yang di rasakan orang lain sehingga dalam hubungan antarpribadi kita berusaha untuk mencoba memahami dan membayangkan pada posisi orang lain. Ddengan empati, kita akan dapat membangun kepercayaan pada orang lain sehingga hubungan antarpribadi dapat bertahan lama.
·         Kejujuran merupakan salah satu faktor dapatt menumbuhkan sikap percaya karena orang akan menaruh kepercayaan apabila orang tersebut terbuka tidak mempunyai pretensi  yang dibuat-buat dan tidak memakai topeng. Dengan kejujuran maka hubungan antarpribadi akan tercipata secara kondusif.
2.      Sikap suportif, adalah sikap yang memberikan dukungan terhadap orang sehingga orang lain akan berusaha meningkatkan hubungan antarpribadi.
Menurut Gibb JR yang di kutip oleh Rahmat (2000:134) mengemukakan ada enamm perilaku yang dapat menimbulkan perilaku suportif  yaitu sebagai berikut:
a.       Deskripsi adalah penyampaian perasaan dan persepsi tanpa memberikan penilaian.
b.      Orientasi masalah merupakan upaya mengkomunikasikan keinginginan untuk bekerja sama mencari pemecahan masalah, dalam orientasi ini tidak menditekan pemecahan masalah melainkan mengajak orang lain untuk bersama-sama menetapkan tujuan dan memutuskan bagaimana solusinya.
c.       Spontanitas adalah merupakan sikap jujur yang di tunjukkan dengan tidak menutup-nutupi perilakunya dan komunikasi yangg di tunjukkan dengan spontanitas akan dapat meningkatkan hubungan antar pribadi.
d.      Empati merupakan salah satu  sikap dan perilaku yang memahami perasaan orang lain sehingga dengan demikian proses hubungan antarpribadi yang dilandasi empati akan bersifat lentur, fleksibel, dan tidak kaku.
e.       Persamaan merupakan sikap seseorang yang menunjukkan derajat yang sama dengan orang lain dan tidak merasa superior, tidak merasa lebih baik dari yang lain serta demikratis.
f.       Profesionalisme adalah suatu kesediaan untuk meninjau kembali pendapat kita dan mau  mengakui bahwa manusia tidak ada yang sempurna, manusia dapat berbuat salah dan pada suatu saat akan bisa berubah.
Komunikasi antarpribadi akan  menimbulkan hubungan antarpribadi yang efektif maka perlu adanya keterbukaan di samping sikap percaya dan suportif. Dengan ketiga sikap tersebut maka akan mendorong timbulnya saling pengertian dan saling menghargai sehingga pada gilirannya akan meningkatkan kualiatas hubungan antarpribadi.
1.      Konsep Persepsi dan Proses Persepsi
a.       Pengertian Persepsi
Desiderato (1976) yang dikutip oleh Rahmat (2000; 51) mengemukakan persepsi adalah pengalaman tentang objek, peristiwa atau hubungan-hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan. Persepsi adalah memberikan makna pada stimuli inderawi. Psikolog social Zanden (1984;34) memberikan definisi persepsi sebagai penafsiran pesan atau informasi yang diperoleh. Persepsi ini sebagai penafsiran pesan atau informasi yang diperoleh. Perspsi ini sebagai mediasi antara kita dengan lingkungan selanjutnya sears dkk(1994:52) menyatakan bahwa persepsi adalah bagaimana seseorang membuat kesan pertama, prasangka apa yang mempengaruhi mereka dan jenis informasi apa yang kita pakai untuk sampai kepada kesan tersebut dan bagaimana akuratnya kesan kita
b.      Proses Persepsi
 Walgito(1997:53) mengemukakan bahwa persepsi merupakan suatu proses yang didahului oleh penginderaan, yaitu proses yang berwujud diterimanya stimulus oleh individu melalui alat reseptornya. Namun proses tersebut tidak berhenti sampai di situ saja, tetapi stimulus diteruskan ke pusat susunan syaraf(otak) dan terjadilah proses psikologis sehingga individu menyadari apa yang dia lihat, dia dengar atau apa yang diraba dan sebagainya.
c.       Dimensi Persepsi
 Menurut Calhoun dan Acocella (1995:285)                     
Mengemukakan bahwa persepsi mempunyai tiga dimensi yaitu: (a) penetahuan tentang pribadi orang lain seperti wujud lahiriyah, perilaku, masa lalu, perasaan, motif dan sebagainya (b) pengharapan yaitu gagasan kita tentang orang itu bagaimana dan mau melakuakan apa dipadukan dengan gagasan kita tentang seharusnya mereka menjadi apa dan melakukan apa, (c) evaluasi yaitu kesimpulan kita tentang seseorang didasarkan pada bagaimana seseorang memenuhi pengharapan kita tentang dia..
Berdasarkan pendapat para pakar diatas dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan persepsi adalah proses menyimpulkan informasi dan menafsirkan kesan yang diperoleh melalui alat inderawi kita.
d.      Tahap Persepsi
 DeVito (1989: 38-39) memgemukakan bahwa proses persepsi melalui tiga tahap yaitu sebagai berikut ini,
·         Pertama, stimulasi sesnoris terjadi , proses ini merupkan proses sensori seperti : mendengar lagu baru dari “band padi”, mencium bau parfum orang yang duduk didekat kita, mendengar suara orang lain, dan sebagainya. Berdasarkan stimulus yang diterima seseorang bias mengetahui bahwa ada suara lagu, bau parfum, suara orang lain. Namun yang perlu diperhatikan adalah bahwa walaupun mempunyai kemampuan sensoris untuk menerima stimulus tetapi tidak begitu saja menerima stimulus secara penuh. Sebagai contoh, ketika seseorang sedang melamun di dalam kelas, kita tidak akan pernah mendengar satu katapun yang diucapkan dosen sampai ahirnya nama kita dipanggil dan kita baru sadar bahwa kita dipanggil tetapi tidak tahu alasannya. Implikasi dari hal tersebut yaitu bahwa apa yang kita terima adalah hanya sebagian kecil dari yang seharusnya kita terima.
·         Kedua, stimulasi organisasi terorganisasi tahap ini merupakan kelanjutan dari tahap pertama dan pada tahap ini akan memperoleh pemahaman tertentu dengan prinsip-prinsip:
 (1) kedekatan, artinya bahwa seseorang yang secara fisik dekat dengan orang lain akan diterima sebagai kelompok yang mempunyai beberapa kesamaan seperti: nilai-nilai, sikap, kepercayaan.
(2) kesamaan/ kemiripan, artinya bahwa seseorang yang mempunyai kesamaan dalam penampilan akan mengelompok menjadi satu, misalnya kita akan menerima anggota baru tetapi yang mempunyai kesamaan dalam penampilan akan mengelompok menjadi satu, misalnya kita akan menerima anggota baru tetapi yang mempunyai kesamaan dalam hal berpakaian.
·         ketiga, stimulasi sensori diinterpretasikan, maksudnya bahwa apa yang telah diterima objek social. Kemudian, penelitian itu berkembang pada pengaruh faktor-faktor interpersonal dan harapan –harapan terhadap peristiwa-peristiwa sosial. Seperti bagaimana tanggapan Anda terhadap pimpinan Anda, bagaimana tanggapan Anda terhadap teman anda, serta bagaimana tanggapan tanggapan Anda terhadap istri/suami Anda?. Terhadap pertanyaan-pertanyaan semacam itu tidak semudah kalau pertanyaanya terhadap benda mati (non manusia) seperti bagaimana bentuk papan tulis itu?.
Menurut Rakhmat(2000: 81) ada beberapa alasan mengapa kita akan mengalami kemungkinan kesalahan mempersepsi personal dibandingkan  dengan mempersepsi objek :
ü pertama, pada persepsi objek stimuli ditangkap suara, temperature dan sebagainya. Pada persepsi antar pribadi srtimuli mungkin sampai kepada kita melalui lambang-lambang verbal atau grafis yang disampaikan pihak ketiga.
ü  kedua, bila kita menanggapi objek, kita hanya menanggapi sifat-sifat luar objek itu, kita tidak meneliti sifat-sifat batiniah objek itu misalnya kita melihat papan tulis, kita tidak pernah mempersoalkan bagaimana perasaannya ketika kita amati. Sedangkan   pada persepsi interpersonal, kita mencoba memahami apa yang tidak tampak pada alat indera kita. Kita tidak hanya melihat perilakunya tetapi kita juga melihat mengapa ia berperilaku seperti itu. Kita mencoba memahami bukan saja tindakan, tetapi juga motif tindakanya itu. Dengan demikian, stimuli menjadi kompleks dan kita tidak akan mampu menangkap semua stimuli yang berasal dari sifat-sifat orang lain dan berbagai dimensi penyebab perilakunya.
ü ketiga, ketika kita akan mempersensi objek, objek tidak akan kepadanya. Hal ini akan sangat berbeda ketika kita mempersensi orang, karena orang yang akan kita persepsi dimungkinkan memberikan reaksi emosional kepada kita dan kitapun akan memberikan reaksi emosional kepadanya atau dengan kata lain bahwa dalam persepsi interpersonal cenderung salah.
ü keempat, objek relative tetap dan manusia berubah-ubah. Misalnya benda akan relative tetap, tetapi tidak demikian halnya dengan manusia. Manusia yang kita hadapi sekarang tentu akan lain dengan besok pagi. Sekarang orang mungkin murung, kecewa tetapi besok pagi mingkin orang tersebut bahagia dan energik. Perubahan ini tentunya akan membingungkan kita dan akan memberikan informasi yang salah kepada orang lain. Namun sesulit apapun seseorang mempersepsi orang lain, kenyataaannya kita masih dapat memahami orang lain, kita masih mampu berkomunikasi dengan orang lain dan dapat menduga perilaku mereka.  






















BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Pada dasarnya yang dimaksud komunikasi antar pribadi adalah komunikasi yang hanya melibatakn 2 orang saja.Komunikasi antar pribadi dipengaruhi oleh banyak faktor ,Menurut Jalaludin Rahmad komunikasi antar pribadi dipengaruhi oleh empat faktor yaitu:(1) konsep diri,(2) atraksi antar pribadi ,(3) persepsi interpersonal ,(4) hubungan antar pribadi . Sedangkan menurut Lunandi dalam bukunya yang berjudul Meningkatkan Komunikasi Antar Pribadi menjelaskan bahwa terdapat 6 fakto yang mempengaruhi KAP yaitu citra diri.citra pihak lain,bahasa badan,kondisi,lingkungan fisik,dan lingkungan sosial.




















DAFTAR PUSTAKA

Lunandi, A.G., 1994. Komunikasi Mengenai : Meningkatkan Efektivitas Komunikasi antar PribadI.Yogyakarta: Kanisius
Rakhmat,Jalaludin.1988. Psikologi Komunikasi.Bandung:CV.Remaja Karya.

1 komentar:

Berikan komentar dengan bahasa yang baik dan sopan ya :)