BAB
I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar belakang
Kata atau istilah
komunikasi (dari bahasa Inggris “communication”),secara etimologis atau menurut
asal katanya adalah dari bahasa Latin communicatus, dan perkataan ini bersumber
pada kata communis Dalam kata communis ini memiliki makna ‘berbagi’ atau
‘menjadi milik bersama’ yaitu suatu usaha yang memiliki tujuan untuk
kebersamaan atau kesamaan makna. Jadi, komunikasi adalah suatu proses penyampaian
informasi (pesan, ide, gagasan) dari satu pihak kepada pihak lain. Pada umumnya,
komunikasi dilakukan secara lisan atau verbal yang dapat dimengerti oleh kedua
belah pihak. Apabila tidak ada bahasa verbal yang dapat dimengerti oleh
keduanya, komunikasi masih dapat dilakukan dengan menggunakan gerak-gerik
badan, menunjukkan sikap tertentu, misalnya tersenyum, menggelengkan kepala,
mengangkat bahu. Cara seperti ini disebut komunikasi nonverbal.
Komunikasi itu
penting, semua orang tahu, karena ini merupakan basic instinct dari setiap
makhluk hidup. Setiap makhluk punya cara komunikasi masing-masing, setiap
manusia pun tak lepas dari cara dia melakukan komunikasi. Kita tak bisa
membeda-bedakan bahasa, suku, adat, kebiasaan, tradisi maupun agama karena pada
dasarnya berkomunikasi, menyampaikan pesan itu asal dilakukan dengan baik dan benar,
serta dalam keadaan saling terbuka, fikiran jernih tanpa sentimen dan perasaan
negatif, pasti maksud yang ingin disampaikan dapat diterima.
Dari pengertian di atas, maka kami
mencoba menguraikan tentang jenis-jenis komunikasi berdasarkan bentuk, sifat,
fungsi, tujuan, bidang, teknik, metode, dan model dari berbagai sumber yang
kami dapatkan.
1.2. RUMUSAN MASALAH
1.
Apa sajakah jenis – jenis komunikasi itu
?
2.
Apa manfaat dari mempelajari jenis –
jenis komunikasi ?
1.3. TUJUAN
1.
Untuk mengetahui jenis – jenis
komunikasi
2.
Untuk mengetahui manfaat dari komunikasi
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
BENTUK-BENTUK
KOMUNIKASI
Komunikasi Intrapibadi, secara harfiah dapat diartikan
sebagai komunikasi dengan diri sendiri. Hal ini menyangkut proses disaat diri
(self) menerima stimuli dari lingkungan untuk kemudian melakukan proses
internalisasi. Hal ini sering dijelaskan dengan proses ketika seseorang
melakukan proses persepsi, yaitu proses ketika seseorang mengintrepretasikan
dan memberikan makna pada stimuli atau objek yang diterima panca inderanya.
Bentuk-bentuk
komunikasih antara lain; komunikasi interpersonal, komunikasi kelompok,
komunikasi organisasi, dan komunikasi massa
1.
Komunikasi
inter personal
Komunikasi
interpersonal menunjuk kepada komunikasi dengan orang lain. Komunikasi jenis
ini dibagi lagi menjadi komunikasi diadik, komunikasi publik, dan komunikasi
kelompok-kecil.
Komunikasi
interpersonal termasuk:
- Pidato
-
Komunikasi nonverbal
-
Komunikasi bawah sadar
-
penyimpulan
- parafrase
Memiliki komunikasi interpersonal yang baik
mendukung proses-proses seperti:
-
perdagangan
-
konseling
-
pelatihan
-
bimbingan
-
pemecahan konflik
Komunikasi
interpersonal merupakan subyek dari beberapa disiplin dalam bidang psikologi,
terutama analisis transaksional.Komunikasi ini dapat dihalangi oleh gangguan
komunikasi atau oleh kesombongan, sifat malu, dll.
2.
Komunikasi
kelompok
Secara umum komunikasi kelompok dapat diartikan
sebagai interaksi tatap
muka dari tiga atau lebih individu guna memperoleh
maksud dan tujuan yang
dikehendaki. Seperti berbagi informasi, pemeliharaan
diri (self maintenance)
atau pemecahan masalah, sehingga menumbuhkan
karakteristik pribadi
masing-masing anggotanya.
a. Tatap muka, mengandung makna bahwa dalam komunikasi
kelompok setiap anggotanya harus dapat melihat dan mendengan anggota lainnya.
b. Jumlah partisipan dalam komunikasi kelompok berkisar
tiga orang atau lebih.
c. Maksud dan tujuan dari komunikasi kelompok adalah
untuk berbagi informasi, dan pemeliharaan diri (self maintenance). Jika tujuan
komunikasi kelompok adalah berbagi informasi, maka komunikasi yang dilakukan
adalah dimaksudkan untuk menanamkan pengetahuan. Jika tujuannya untuk
pemeliharaan diri biasanya komunikasinya dituyjuan sebagai pemuasan kebutuhan
pribadi anggota-anggotanya.
d. Kemampuan anggota untuk menumbuhkan karakteristik
personal anggota lainnya. Maksudnya adalah secara tidak langsung masing-masing
anggota berhubungan tidak saja dalam konteks kelompok, tetapi juga melibatkan
sentuan antar pribadi.
3.
Komunikasi
organisai
Komunikasi organisasi secara
sederhana dapat didefinisikan sebagai
komunikasi antar manusia (human communication) yang terjadi dalam konteks organisasi.
Dari pengertian tersbut,
maka kita dapat memahami bahwasannya komunikasi organisasi adalah proses
komunikasi yang berlangsung secara formal maupun non formal dalam sebuah system
yang disebut organisasi. Yang bentuknya bisa diidentifikasikan dalam :
-
Downward Communication
-
Upward Communication
-
Horizontal Communication
4. Komunikasi
massa
Suatu proses dimana organisasi media memproduksi dan
menyebarkan pesan kepada public secara luas. Disisi lain komunikasi massa juga
diartikan sebagai proses komunikasi dimana, pesan dari media dicari, digunkan
dan dikonsumsi oleh audiens.
Dari batasan singkat tersebut, kita dapat melihat
bahwasannya karakteristik utama komunikasi massa adalah adanya media massa
sebagai alat dalam penyebaran pesannya.
Ciri
komunikasi massa:
a. Komunikator
melembaga
b. Pesan:
·
Publicly
·
Rapidly
·
Transient
c. Keserempakan
d. Khalayak:
heterogen dan anonim
e. Feed
back tertunda
f. Media:
media massa
B.
SIFAT-SIFAT
KOMUNIKASI
Sebagian pakar menguraikan sifat komunikasi ada berbagai
macam diantaranya adalah :
1.
Tatap
Muka (face to face)
Dalam berkomunikasi, biasanya
kesadaran kita akan lebih pada saat-saat yang khusus, seperti kita diuji dengan
ujian lisan oleh dosen kita atau ketika anda berdialog dengan orang asing
dengan bahasa asing dibandingkan dengan ketika anda bercanda dengan teman atau
kerabat kita di rumah. Pada saat seseorang tersenyum maka itu dapat ditafsirkan
sebagai suatu kebahagiaan, ketika orang itu cemberut maka dapat ditafsirkan
bahwa ia sedang ngambek. Ketika seseorang diam dalam sebuah dialog itu bisa
diartikan setuju, malu, segan, marah, atau bahkan malas atau bodoh. Diam bisa
diartikan setuju seperti perlakuan Rasulullah saw. yaitu ketika ada seorang
sahabat yang menggosaok giginya ketika berwudhu, ini menunjukkan bahwa beliau
setuju dengan perlakuan sahabat tadi namun tidak dengan penegasan. Secara
implisit semua perlakuan manusia dapat memiliki makna yang akhirnya bernilai
komunikasi.
Komunikasi yang dilakukan di mana
komunikator berhadapan langsung dengan komunikannya memungkinkan respon yang
langsung dari keduanya. Seorang komunikator harus mampu menguasai situasi dan
mampu menyandi pesan yang disampaikan sehingga komunikan mampu menangkap dan
memahami pesan yang disampaikannya.
2. Bermedia (mediated)
Dalam
komunikasi, sekali andan mengirimkan pesan, anda tidak dapat mengendalikan
pengaruh pesan tersebut bagi khalayak, apalagi menghilangkan efek pesan itu
sama sekali. Sifat irreversible ini adalah implikasi dari komuikasi sebagai
suatu proses yang selalu berubah, sehingga kita harus berhati-hati pada saat
menyempaikan pesan kepada orang lain. Terutama pada saat kita berkomunikasi
yang pertama kali, kita harus berhati-hati karena kesan pertama begitu berkesan
bagi pendengar.
3. Verbal (verbal)
Komunikasi
verbal adalah komunikasi dengan menggunakan simbol-simbol verbal. Simbol verbal
bahasa merupakan pencapaian manusia yang paling impresif. Ada aturan-aturan
yang ada untuk setiap bahasa yaitu fonologi, sintaksis, semantik dan pragmatis.
Komunikasi ini dapat berupa ucapan
langsung dari komunikator (oral) juga berupa pesan yang dikomunikasikan lewat
tulisan oleh komunikator. Komunikan dapat mendengar langsung pesan yang
disampaikan dan juga dapat membaca pesan yang disampaikan oleh seorang
komunikator dalam komunikasi verbal ini.
4. Nonverbal (non-verbal)
Komunikasi
nonverbal adalah proses komunikasi dimana pesan disampaikan tidak menggunakan
kata-kata. Contoh komunikasi nonverbal ialah menggunakan gerak isyarat, bahasa
tubuh, ekspresi wajah dan kontak mata, penggunaan objek seperti pakaian,
potongan rambut, dan sebagainya, simbol-simbol, serta cara berbicara seperti
intonasi, penekanan, kualitas suara, gaya emosi, dan gaya berbicara.
Para ahli
di bidang komunikasi nonverbal biasanya menggunakan definisi “tidak menggunakan
kata” dengan ketat, dan tidak menyamakan komunikasi non-verbal dengan
komunikasi nonlisan. Contohnya, bahasa isyarat dan tulisan tidak dianggap
sebagai komunikasi nonverbal karena menggunakan kata, sedangkan intonasi dan
gaya berbicara tergolong sebagai komunikasi nonverbal. Komunikasi nonverbal
juga berbeda dengan komunikasi bawah sadar, yang dapat berupa komunikasi verbal
ataupun nonverbal.
Jenis-jenis
komunikasi nonverbal
-
Komunikasi
objek
Seorang
polisi menggunakan seragam. Ini merupakan salah satu bentuk komunikasi objek.
Komunikasi
objek yang paling umum adalah penggunaan pakaian. Orang sering dinilai dari
jenis pakaian yang digunakannya, walaupun ini dianggap termasuk salah satu
bentuk stereotipe. Misalnya orang sering lebih menyukai orang lain yang cara
berpakaiannya menarik. Selain itu, dalam wawancara pekerjaan seseorang yang
berpakaian cenderung lebih mudah mendapat pekerjaan daripada yang tidak. Contoh
lain dari penggunaan komunikasi objek adalah seragam.
-Sentuhan
Haptik
adalah bidang yang mempelajari sentuhan sebagai komunikasi nonverbal. Sentuhan
dapat termasuk: bersalaman, menggenggam tangan, berciuman, sentuhan di
punggung, mengelus-elus, pukulan, dan lain-lain. Masing-masing bentuk
komunikasi ini menyampaikan pesan tentang tujuan atau perasaan dari sang
penyentuh. Sentuhan juga dapat menyebabkan suatu perasaan pada sang penerima
sentuhan, baik positif ataupun negatif.
-
Kronemik
Kronemik
adalah bidang yang mempelajari penggunaan waktu dalam komunikasi nonverbal.
Penggunaan waktu dalam komunikasi nonverbal meliputi durasi yang dianggap cocok
bagi suatu aktivitas, banyaknya aktifitas yang dianggap patut dilakukan dalam
jangka waktu tertentu, serta ketepatan waktu (punctuality).
-
Gerakan
tubuh
Dalam
komunikasi nonverbal, kinesik atau gerakan tubuh meliputi kontak mata, ekspresi
wajah, isyarat, dan sikap tubuh. Gerakan tubuh biasanya digunakan untuk
menggantikan suatu kata atau frase, misalnya mengangguk untuk mengatakan ya;
untuk mengilustrasikan atau menjelaskan sesuatu; menunjukkan perasaan, misalnya
memukul meja untuk menunjukkan kemarahan; untuk mengatur atau menngendalikan
jalannya percakapan; atau untuk melepaskan ketegangan.
-
Vokalik
Vokalik
atau paralanguage adalah unsur nonverbal dalam suatu ucapan, yaitu cara
berbicara. Ilmu yang mempelajari hal ini disebut paralinguistik. Contohnya
adalah nada bicara, nada suara, keras atau lemahnya suara, kecepatan berbicara,
kualitas suara, intonasi, dan lain-lain. Selain itu, penggunaan suara-suara
pengisi seperti “mm”, “e”, “o”, “um”, saat berbicara juga tergolong unsur
vokalik, dan dalam komunikasi yang baik hal-hal seperti ini harus dihindari.
-
Lingkungan
Lingkungan
juga dapat digunakan untuk menyampaikan pesan-pesan tertentu. Diantaranya
adalah penggunaan ruang, jarak, temperatur, penerangan, dan warna.
C.
TEKNIK
KOMUNIKASI
1. PERSUASIF COMMUNICATION (KOMUNIKASI PERSUASIF)
Komunikasi
persuasif bertujuan untuk mengubah sikap, pendapat, atau perilaku komunikan
yang lebih menekan sisi psikologis komunikan. Penekanan ini dimaksudkan untuk
mengubah sikap, pendapat, atau perilaku, tetapi persuasi dilakukan dengan
halus, luwes, yang mengandung sifat-sifat manusiawi sehingga mengakibatkan
kesadaran dan kerelaan yang disertai perasaan senang. Agar komunikasi persuasif
mencapai tujuan dan sasarannya, maka perlu dilakukan perencanaan yang matang
dengan mempergunakan komponen-komponen ilmu komunikasi yaitu komunikator,
pesan, media, dan komunikan. Sehingga dapat terciptanya pikiran, perasaan, dan
hasil penginderaannya terorganisasi secara mantap dan terpadu.biasanya teknik
ini afektif, komunikan bukan hanya sekedar tahu, tapi tergerak hatinya dan
menimbulkan perasaan tertentu.
2. COERSIVE/ INSTRUKTIVE COMMUNICATION(KOMUNIKASI
BERSIFAT PERINTAH)
Komunikasi
instruktif atau koersi teknik komunikasi berupa perintah, ancaman, sangsi dan
lain-lain yang bersifat paksaan, sehingga orang-orang yang dijadikan sasaran
(komunikan) melakukannya secara terpaksa, biasanya teknik komunikasi seperti
ini bersifat fear arousing, yang bersifat menakut-nakuti atau menggambarkan
resiko yang buruk. Serta tidak luput dari sifat red-herring, yaitu interes atau
muatan kepentingan untuk meraih kemenangan dalam suatu konflik ,perdebatan
dengan menepis argumentasi yang lemah kemudian dijadikan untuk menyerang lawan.
Bagi seorang diplomat atau tokoh politik teknik tersebut menjadi senjata
andalan dan sangat penting untuk mempertahankan diri atau menyerang secara
diplomatis.
3. HUMAN RELATION (HUBUNGAN MANUSIA)
Hubungan
manusiawi merupakan terjemahan dari human relation. Adapula yang mengartikan
hubungan manusia dan hubungan antar manusia, namun dalam kaitannya hubungan
manusia tidak hanya dalam hal berkomunikasi saja, namun didalam pelaksanaannya
terkandung nilai nilai kemanusiaan serta unsur-unsur kejiwaan yang amat
mendalam. Seperti halnya mengubah sifat, pendapat, atau perilau seseorang. Jika
ditinjau dari sisi ilmu komunikasi hubungan manusia ini termasuk kedalam
komunikasi interpersonal, pasalnya komunikasi yang berlangsung antara dua orang
atau lebih dan bersifat dialogis.
Hubungan
manusia pada umumnya dilakukan untuk menghilangkan hambatan-hambatan komunikasi,
meniadakan salah pengertian dan mengembangkan tabiat manusia. Untuk melakukan
hubungan manusia biasanya digunakan beberapa teknik pendekatan yaitu pendekatan
emosional (emosional approach) dan pendekatan social budaya (sosio-cultur
approach).
D.
Fungsi Komunikasi
William
I. Gorden (Mulyana, 2005: 5-30) mengemukakan ada empat fungsi
komunikasi
yang saling berkaitan dengan fungsi-fungsi lainnya, meskipun terdapat
suatu
fungsi yang dominan. Keempat fungsi tersebut antara lain:
1.
Komunikasi Sosial, maksudnya adalah bahwa fungsi komunikasi itu penting untuk
membangun
konsep diri, aktualisasi diri, untuk kelangsungan hidup, untuk
memperoleh
kebahagiaan, terhindar dari tekanan dan ketegangan, antara lain lewat
komunikasi
yang bersifat menghibur, dan memupuk hubungan dengan orang lain.
Melalui
komunikasi kita bekerja sama dengan anggota masyarakat (keluarga,
kelompok
belajar, perguruan tinggi, RT, RW, desa, kota dan negara secara
keseluruhan)
untuk mencapai tujuan bersama.
2.
Komunikasi Ekspresif, jika dikaitan dengan komunikasi sosial adalah bahwa
komunikasi
ekspresif yang dapat dilakukan baik sendirian ataupun dalam kelompok.
Komunikasi
ekspresif tidak otomatis bertujuan mempengaruhi orang lain, namun
dapat
dilakukan sejauh komunikasi tersebut menjadi instrumen untuk menyampaikan
perasaan-perasaan
(emosi) kita. Perasaan-perasaan tersebut dikomunikasikan melalui pesan-pesan
non verbal seperti: perasaan sayang, peduli, rindu, simpati, gembira,
sedih,
takut, prihatin, marah dan benci.
3.
Komunikasi Ritual, jika dikaitkan dengan komunikasi ekspresif adalah komunikasi
ritual
biasanya dilakukan secara kolektif contohnya seperti upacara-upacara yang
sering
dilakukan oleh para komunitas sepanjang tahun bahkan sepanjang hidup.
4.
Komunikasi instrumental, fungsi dari komunikasi dalam hal ini adalah untuk
menginformasikan,
mengajar, mendorong, mengubah sikap dan keyakinan dan
mengubah
perilaku atau menggerakkan tindakan dan juga untuk menghibur atau
dengan
kata lain fungsi komunikasi disini adalah untuk membujuk (bersifat persuasif)
yang
memiliki pengertian pembicara menginginkan pendengarnya mempercayai bahwa fakta
atau informasi yang disampaikan akurat dan layak untuk diketahui.
Fungis-fungsi
komunikasi juga dapat ditelusuri dari tipe komunikasi itu
sendiri,
adapun fungsi komunikasi antar pribadi (Cangara, 2007: 61) antara lain:
berusaha
meningkatkan hubungan insani (human relations), menghindari dan
mengatasi
konflik-konflik pribadi, mengurangi ketidak pastian sesuatu, serta berbagai
pengetahuan
dan pengalaman dengan orang lain.
E.
TUJUAN
KOMUNIKASI
Aristoteles (dalam Depdikbud:
1984/1985; 15) menyatakan bahwa tujuan komunikasi adalah persuasi adalah
persuasi yaitu suatu usaha membawa orang lain ke sudut pandang pembicara.
Tujuan komunikasi dibedakan menjadi 3 aspek yaitu : (1) informatif yaitu yang
berhubungan dengan pikiran, (2) persuasif yaitu berhubungan dengan aspek
emosional, dan (3) hiburan (berhubungan dengan emosional). Inti pokok tujuan
komunikasi antarpribadi adalah untuk mengurangi kemungkinan bahwa kita hanyalah
menjadi sasaran dari kekuatan-kekuatan dari luar, dan meningkatkan kemungkinan
bahwa kita dapat menggunakan kekuatan diri kita sendiri untuk mempengaruhi
lingkungan. Dengan demikian, tujuan pokok dalam berkomunikasi adalah untuk
mempengaruhi orang lain, dan menjadikan diri kita sebagai suatu agen yang dapat
mempengaruhi, agen yang dapat menentukan atas lingkungan kita menjadi sesuatu
yang kita mau.
Menurut
Surya, menyatakan bahwa tujuan komunikasi antar pribadi yaitu ;
a)
Menemukan diri sendiri
b)
Menemukan dunia luar
c)
Membentuk dan memelihara hubungan yang
bermakna dengan orang lain
d)
Mengubah sikap dan perilaku sendiri dan
orang lain
e)
Bermain dan hiburan
f)
Memberi bantuan
Menurut
Liliweri sendiri, tujuan komunikasi meliputi empat hal, yaitu :
a) Social
change/ social partipsipatation
b) Attitude
change
c) Opinion
change
d) Behavior
change
Berdasarkan
pendapat para pakar di atas, dapat disimpulkan bahwa tujuan komunikasi antar
pribadi adalah untuk :
a) Menemukan
diri sendiri
b) Menemukan
dunia luar
c) Membentuk
dan memelihara hubungan yang bermakna dengan orang lain
d) Mengubah
sikap dan perilaku sendiri dan orang lain
e) Bermain
dan hiburan
f) Belajar
g) Mempengaruhi
orang lain
h) Merubah
pendapat orang lain
i)
Membentu orang lain
F.
MODEL
KOMUIKASI
1.
Model
Dasar Komunikasi Satu Arah
Model
ini merupakan model komunikasi yang menunjukkan proses
komunikasi
dengan arah yang menyerupai garis lurus (linear) (Purba, 2006: 48-50).
Adapun
model dasar komunikasi satu arah dari beberapa ahli komunikasi adalah sbb:
1.1.Model
Laswell
Model
komunikasi dapat dipahami dengan menjawab: Siapa (who), berkata apa
(says
what), melalui saluran apa (in which channel), kepada siapa (to
whom), dengan
efek
apa (with what effect)
1.2.
Model Bradolock
Model
Bradolock adalah sebuah model linear yang menunjukkan arah garis
lurus
atau tidak memiliki banyak perbedaan dengan model Lasswell namun bedanya
menambahkan
dua elemen kedalam model Lasswell yang erat kaitannya dengan
tindak
komunikasi yaitu pertama situasi yang ada ketika pesan disampaikan dan
kedua
apa tujuan komunikator menyampaikan pesan.
1.3.
Model Sharon dan Waver
Model
ini juga disebut dengan The Mathematical Theori of Communication
yaitu
model yang memiliki dasar komunikasi linear atau satu arah dengan elemenelemen
dasarnya
sumber informasi, alat penerima, sumber noise, alat penerima dan
tujuan.
Dalam model ini Shannon dan Weaver menambahkan sumber noise
(gangguan)
dalam proses komunikasi ini berdasarkan hasil pengalamannya bekerja
pada
sebuah perusahaan telekomunikasi.
2.
Model Dasar Komunikasi Dua Arah
2.1.
Model Melvin De Fleur
Model
teori ini mengkaji lebih dalam serta menerapkan tentang pemberian
makna
pada setiap yang transmisikan dalam proses komunikasi massa. DeFleur
mencoba
menguplikasikan dalam sebuah kajian bahwa ’makna’ dari sumber
informasi
diubah menjadi pesan yang kemudian oleh transmitter (penerima) diubah
lagi
menjadi sebuah informasi, kemudian informasi yang sampai kepada penerima
akan
diterima menjadi sebuah pesan yang kemudian diubah lagi menjadi ’makna’.
Penekanan
’makna’ yang sama antara sumber komunikasi dan penerima pesan akan
menentukan
keberhasilan proses komunikasi tersebut.
2.2.
Model Osgood & Schramm
Model
ini diorientasikan untuk masalah komunikasi yang bersifat mekanistik
dengan
mengembangkan teori tentang makna dan proses psikolinguistik secara umum dan
menjadikan sumber, transmitter, serta penerima sebagai bagian yang terpisah. Model
ini mengembangkan model komunikasi yang mengemukakan bahwa komunikasi yang
berlangsung untuk menyampaikan pengalaman yang sama-sama dimengerti dan dipahami
oleh kedua belah pihak baik sumber maupun penerima.
G.
BIDANG
KOMUNIKASI
• Komunikasi sosial (social communication)
• Komunikasi manajemen / organisasional (management /
organizational communication)
• Komunikasi perusahaan (business communication)
• Komunikasi politik (political communication)
• Komunikasi internasional (international communication)
• Komunikasi antarbudaya (intercultural communication)
• Komunikasi pembangunan (development communication)
• Komunikasi lingkungan (environmental communication)
• Komunikasi tradisional (traditional communication)
H.
METODE
KOMUNIKASI
• Jurnalistik (journalism)
– jurnalistik cetak (printed journalism)
– jurnalistik elektronik (electronic journalism)
• jurnalistik radio (radio journalism)
• jurnalistik televisi (television journalism)
• Hubungan masyarakat (public relations)
• Periklanan (advertising)
• Pameran (exhibition / exposition )
• Publisitas (publicity)
• Propaganda
• Perang urat saraf (psychological warfare)
• Penerangan
BAB
III
PENUTUP
KESIMPULAN
Menurut kelompok kami, , komunikasi adalah suatu proses penyampaian
informasi (pesan, ide, gagasan) dari satu pihak kepada pihak lain. Komunikasi itu
penting, semua orang tahu, karena ini merupakan basic instinct dari setiap
makhluk hidup. Setiap makhluk punya cara komunikasi masing-masing, setiap
manusia pun tak lepas dari cara dia melakukan komunikasi. Dalam melakukan
komunikasi, akan lebih baik jika kita mengetahui jenis – jenis komunikasi
menurut bentuk, sifat, fungsi, tujuan, bidang, metode, teknik dan model. Maka
dari itu, kita tidak hanya mengerti, namun kita juga harus mempraktekannya
dengan benar .
DAFTAR PUSTAKA
Mulyana,
Deddy. 2001. Ilmu komunikasi.
Bandung. Remaja rosdakarya. 2001.
Saefullah, Ujang.2007. Kapita selekta komunikasi pendekatan budaya
dan agam. Bandung. Simbiosa
rekatama media.
Sugiyo.
2005. Komunikasi Antar Pribadi. Semarang. Unnes.
0 komentar:
Posting Komentar
Berikan komentar dengan bahasa yang baik dan sopan ya :)