>

Sabtu, 20 Desember 2014

Jenis-Jenis Komunikasi



BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar belakang
Kata atau istilah komunikasi (dari bahasa Inggris “communication”),secara etimologis atau menurut asal katanya adalah dari bahasa Latin communicatus, dan perkataan ini bersumber pada kata communis Dalam kata communis ini memiliki makna ‘berbagi’ atau ‘menjadi milik bersama’ yaitu suatu usaha yang memiliki tujuan untuk kebersamaan atau kesamaan makna. Jadi, komunikasi adalah suatu proses penyampaian informasi (pesan, ide, gagasan) dari satu pihak kepada pihak lain. Pada umumnya, komunikasi dilakukan secara lisan atau verbal yang dapat dimengerti oleh kedua belah pihak. Apabila tidak ada bahasa verbal yang dapat dimengerti oleh keduanya, komunikasi masih dapat dilakukan dengan menggunakan gerak-gerik badan, menunjukkan sikap tertentu, misalnya tersenyum, menggelengkan kepala, mengangkat bahu. Cara seperti ini disebut komunikasi nonverbal.
Komunikasi itu penting, semua orang tahu, karena ini merupakan basic instinct dari setiap makhluk hidup. Setiap makhluk punya cara komunikasi masing-masing, setiap manusia pun tak lepas dari cara dia melakukan komunikasi. Kita tak bisa membeda-bedakan bahasa, suku, adat, kebiasaan, tradisi maupun agama karena pada dasarnya berkomunikasi, menyampaikan pesan itu asal dilakukan dengan baik dan benar, serta dalam keadaan saling terbuka, fikiran jernih tanpa sentimen dan perasaan negatif, pasti maksud yang ingin disampaikan dapat diterima.
            Dari pengertian di atas, maka kami mencoba menguraikan tentang jenis-jenis komunikasi berdasarkan bentuk, sifat, fungsi, tujuan, bidang, teknik, metode, dan model dari berbagai sumber yang kami dapatkan.

1.2.    RUMUSAN MASALAH
1.      Apa sajakah jenis – jenis komunikasi itu ?
2.      Apa manfaat dari mempelajari jenis – jenis komunikasi ?


1.3.  TUJUAN
1.      Untuk mengetahui jenis – jenis komunikasi
2.      Untuk mengetahui manfaat dari komunikasi

BAB II
PEMBAHASAN


A.    BENTUK-BENTUK  KOMUNIKASI

          Komunikasi Intrapibadi, secara harfiah dapat diartikan sebagai komunikasi dengan diri sendiri. Hal ini menyangkut proses disaat diri (self) menerima stimuli dari lingkungan untuk kemudian melakukan proses internalisasi. Hal ini sering dijelaskan dengan proses ketika seseorang melakukan proses persepsi, yaitu proses ketika seseorang mengintrepretasikan dan memberikan makna pada stimuli atau objek yang diterima panca inderanya.
Bentuk-bentuk komunikasih antara lain; komunikasi interpersonal, komunikasi kelompok, komunikasi organisasi, dan komunikasi massa
1.      Komunikasi inter personal
Komunikasi interpersonal menunjuk kepada komunikasi dengan orang lain. Komunikasi jenis ini dibagi lagi menjadi komunikasi diadik, komunikasi publik, dan komunikasi kelompok-kecil.
Komunikasi interpersonal termasuk:
- Pidato
- Komunikasi nonverbal
- Komunikasi bawah sadar
- penyimpulan
- parafrase
   Memiliki komunikasi interpersonal yang baik mendukung proses-proses seperti:
- perdagangan
- konseling
- pelatihan
- bimbingan
- pemecahan konflik
Komunikasi interpersonal merupakan subyek dari beberapa disiplin dalam bidang psikologi, terutama analisis transaksional.Komunikasi ini dapat dihalangi oleh gangguan komunikasi atau oleh kesombongan, sifat malu, dll.
2.      Komunikasi kelompok
          Secara umum komunikasi kelompok dapat diartikan sebagai interaksi tatap
muka dari tiga atau lebih individu guna memperoleh maksud dan tujuan yang
dikehendaki. Seperti berbagi informasi, pemeliharaan diri (self maintenance)
atau pemecahan masalah, sehingga menumbuhkan karakteristik pribadi
masing-masing anggotanya.
a.       Tatap muka, mengandung makna bahwa dalam komunikasi kelompok setiap anggotanya harus dapat melihat dan mendengan anggota lainnya.
b.      Jumlah partisipan dalam komunikasi kelompok berkisar tiga orang atau lebih. 
c.       Maksud dan tujuan dari komunikasi kelompok adalah untuk berbagi informasi, dan pemeliharaan diri (self maintenance). Jika tujuan komunikasi kelompok adalah berbagi informasi, maka komunikasi yang dilakukan adalah dimaksudkan untuk menanamkan pengetahuan. Jika tujuannya untuk pemeliharaan diri biasanya komunikasinya dituyjuan sebagai pemuasan kebutuhan pribadi anggota-anggotanya.
d.      Kemampuan anggota untuk menumbuhkan karakteristik personal anggota lainnya. Maksudnya adalah secara tidak langsung masing-masing anggota berhubungan tidak saja dalam konteks kelompok, tetapi juga melibatkan sentuan antar pribadi.
3.      Komunikasi organisai
          Komunikasi organisasi secara sederhana dapat didefinisikan sebagai  komunikasi antar manusia (human communication) yang terjadi dalam  konteks organisasi.  
Dari pengertian tersbut, maka kita dapat memahami bahwasannya komunikasi organisasi adalah proses komunikasi yang berlangsung secara formal maupun non formal dalam sebuah system yang disebut organisasi. Yang bentuknya bisa diidentifikasikan dalam :
-          Downward Communication
-          Upward Communication
-          Horizontal Communication
4.      Komunikasi massa
          Suatu proses dimana organisasi media memproduksi dan menyebarkan pesan kepada public secara luas. Disisi lain komunikasi massa juga diartikan sebagai proses komunikasi dimana, pesan dari media dicari, digunkan dan dikonsumsi oleh audiens.
Dari batasan singkat tersebut, kita dapat melihat bahwasannya karakteristik utama komunikasi massa adalah adanya media massa sebagai alat dalam penyebaran pesannya.
Ciri komunikasi massa:
a.       Komunikator melembaga
b.      Pesan:
·         Publicly
·         Rapidly
·         Transient
c.       Keserempakan
d.      Khalayak: heterogen dan anonim
e.       Feed back tertunda
f.       Media: media massa

B.     SIFAT-SIFAT KOMUNIKASI
        Sebagian pakar menguraikan sifat komunikasi ada berbagai macam diantaranya adalah :
1.      Tatap Muka (face to face)
Dalam berkomunikasi, biasanya kesadaran kita akan lebih pada saat-saat yang khusus, seperti kita diuji dengan ujian lisan oleh dosen kita atau ketika anda berdialog dengan orang asing dengan bahasa asing dibandingkan dengan ketika anda bercanda dengan teman atau kerabat kita di rumah. Pada saat seseorang tersenyum maka itu dapat ditafsirkan sebagai suatu kebahagiaan, ketika orang itu cemberut maka dapat ditafsirkan bahwa ia sedang ngambek. Ketika seseorang diam dalam sebuah dialog itu bisa diartikan setuju, malu, segan, marah, atau bahkan malas atau bodoh. Diam bisa diartikan setuju seperti perlakuan Rasulullah saw. yaitu ketika ada seorang sahabat yang menggosaok giginya ketika berwudhu, ini menunjukkan bahwa beliau setuju dengan perlakuan sahabat tadi namun tidak dengan penegasan. Secara implisit semua perlakuan manusia dapat memiliki makna yang akhirnya bernilai komunikasi.
Komunikasi yang dilakukan di mana komunikator berhadapan langsung dengan komunikannya memungkinkan respon yang langsung dari keduanya. Seorang komunikator harus mampu menguasai situasi dan mampu menyandi pesan yang disampaikan sehingga komunikan mampu menangkap dan memahami pesan yang disampaikannya.
2.      Bermedia (mediated)
Dalam komunikasi, sekali andan mengirimkan pesan, anda tidak dapat mengendalikan pengaruh pesan tersebut bagi khalayak, apalagi menghilangkan efek pesan itu sama sekali. Sifat irreversible ini adalah implikasi dari komuikasi sebagai suatu proses yang selalu berubah, sehingga kita harus berhati-hati pada saat menyempaikan pesan kepada orang lain. Terutama pada saat kita berkomunikasi yang pertama kali, kita harus berhati-hati karena kesan pertama begitu berkesan bagi pendengar.
3.      Verbal (verbal)
Komunikasi verbal adalah komunikasi dengan menggunakan simbol-simbol verbal. Simbol verbal bahasa merupakan pencapaian manusia yang paling impresif. Ada aturan-aturan yang ada untuk setiap bahasa yaitu fonologi, sintaksis, semantik dan pragmatis.
Komunikasi ini dapat berupa ucapan langsung dari komunikator (oral) juga berupa pesan yang dikomunikasikan lewat tulisan oleh komunikator. Komunikan dapat mendengar langsung pesan yang disampaikan dan juga dapat membaca pesan yang disampaikan oleh seorang komunikator dalam komunikasi verbal ini.

4.      Nonverbal (non-verbal)
Komunikasi nonverbal adalah proses komunikasi dimana pesan disampaikan tidak menggunakan kata-kata. Contoh komunikasi nonverbal ialah menggunakan gerak isyarat, bahasa tubuh, ekspresi wajah dan kontak mata, penggunaan objek seperti pakaian, potongan rambut, dan sebagainya, simbol-simbol, serta cara berbicara seperti intonasi, penekanan, kualitas suara, gaya emosi, dan gaya berbicara.
Para ahli di bidang komunikasi nonverbal biasanya menggunakan definisi “tidak menggunakan kata” dengan ketat, dan tidak menyamakan komunikasi non-verbal dengan komunikasi nonlisan. Contohnya, bahasa isyarat dan tulisan tidak dianggap sebagai komunikasi nonverbal karena menggunakan kata, sedangkan intonasi dan gaya berbicara tergolong sebagai komunikasi nonverbal. Komunikasi nonverbal juga berbeda dengan komunikasi bawah sadar, yang dapat berupa komunikasi verbal ataupun nonverbal.
Jenis-jenis komunikasi nonverbal
-          Komunikasi objek
Seorang polisi menggunakan seragam. Ini merupakan salah satu bentuk komunikasi objek.
Komunikasi objek yang paling umum adalah penggunaan pakaian. Orang sering dinilai dari jenis pakaian yang digunakannya, walaupun ini dianggap termasuk salah satu bentuk stereotipe. Misalnya orang sering lebih menyukai orang lain yang cara berpakaiannya menarik. Selain itu, dalam wawancara pekerjaan seseorang yang berpakaian cenderung lebih mudah mendapat pekerjaan daripada yang tidak. Contoh lain dari penggunaan komunikasi objek adalah seragam.
-Sentuhan
Haptik adalah bidang yang mempelajari sentuhan sebagai komunikasi nonverbal. Sentuhan dapat termasuk: bersalaman, menggenggam tangan, berciuman, sentuhan di punggung, mengelus-elus, pukulan, dan lain-lain. Masing-masing bentuk komunikasi ini menyampaikan pesan tentang tujuan atau perasaan dari sang penyentuh. Sentuhan juga dapat menyebabkan suatu perasaan pada sang penerima sentuhan, baik positif ataupun negatif.
-          Kronemik
Kronemik adalah bidang yang mempelajari penggunaan waktu dalam komunikasi nonverbal. Penggunaan waktu dalam komunikasi nonverbal meliputi durasi yang dianggap cocok bagi suatu aktivitas, banyaknya aktifitas yang dianggap patut dilakukan dalam jangka waktu tertentu, serta ketepatan waktu (punctuality).
-          Gerakan tubuh
Dalam komunikasi nonverbal, kinesik atau gerakan tubuh meliputi kontak mata, ekspresi wajah, isyarat, dan sikap tubuh. Gerakan tubuh biasanya digunakan untuk menggantikan suatu kata atau frase, misalnya mengangguk untuk mengatakan ya; untuk mengilustrasikan atau menjelaskan sesuatu; menunjukkan perasaan, misalnya memukul meja untuk menunjukkan kemarahan; untuk mengatur atau menngendalikan jalannya percakapan; atau untuk melepaskan ketegangan.
-          Vokalik
Vokalik atau paralanguage adalah unsur nonverbal dalam suatu ucapan, yaitu cara berbicara. Ilmu yang mempelajari hal ini disebut paralinguistik. Contohnya adalah nada bicara, nada suara, keras atau lemahnya suara, kecepatan berbicara, kualitas suara, intonasi, dan lain-lain. Selain itu, penggunaan suara-suara pengisi seperti “mm”, “e”, “o”, “um”, saat berbicara juga tergolong unsur vokalik, dan dalam komunikasi yang baik hal-hal seperti ini harus dihindari.
-          Lingkungan
Lingkungan juga dapat digunakan untuk menyampaikan pesan-pesan tertentu. Diantaranya adalah penggunaan ruang, jarak, temperatur, penerangan, dan warna.

C.    TEKNIK KOMUNIKASI
1.      PERSUASIF COMMUNICATION (KOMUNIKASI PERSUASIF)
Komunikasi persuasif bertujuan untuk mengubah sikap, pendapat, atau perilaku komunikan yang lebih menekan sisi psikologis komunikan. Penekanan ini dimaksudkan untuk mengubah sikap, pendapat, atau perilaku, tetapi persuasi dilakukan dengan halus, luwes, yang mengandung sifat-sifat manusiawi sehingga mengakibatkan kesadaran dan kerelaan yang disertai perasaan senang. Agar komunikasi persuasif mencapai tujuan dan sasarannya, maka perlu dilakukan perencanaan yang matang dengan mempergunakan komponen-komponen ilmu komunikasi yaitu komunikator, pesan, media, dan komunikan. Sehingga dapat terciptanya pikiran, perasaan, dan hasil penginderaannya terorganisasi secara mantap dan terpadu.biasanya teknik ini afektif, komunikan bukan hanya sekedar tahu, tapi tergerak hatinya dan menimbulkan perasaan tertentu.

2.       COERSIVE/ INSTRUKTIVE COMMUNICATION(KOMUNIKASI BERSIFAT PERINTAH)
Komunikasi instruktif atau koersi teknik komunikasi berupa perintah, ancaman, sangsi dan lain-lain yang bersifat paksaan, sehingga orang-orang yang dijadikan sasaran (komunikan) melakukannya secara terpaksa, biasanya teknik komunikasi seperti ini bersifat fear arousing, yang bersifat menakut-nakuti atau menggambarkan resiko yang buruk. Serta tidak luput dari sifat red-herring, yaitu interes atau muatan kepentingan untuk meraih kemenangan dalam suatu konflik ,perdebatan dengan menepis argumentasi yang lemah kemudian dijadikan untuk menyerang lawan. Bagi seorang diplomat atau tokoh politik teknik tersebut menjadi senjata andalan dan sangat penting untuk mempertahankan diri atau menyerang secara diplomatis.

3.      HUMAN RELATION (HUBUNGAN MANUSIA)
Hubungan manusiawi merupakan terjemahan dari human relation. Adapula yang mengartikan hubungan manusia dan hubungan antar manusia, namun dalam kaitannya hubungan manusia tidak hanya dalam hal berkomunikasi saja, namun didalam pelaksanaannya terkandung nilai nilai kemanusiaan serta unsur-unsur kejiwaan yang amat mendalam. Seperti halnya mengubah sifat, pendapat, atau perilau seseorang. Jika ditinjau dari sisi ilmu komunikasi hubungan manusia ini termasuk kedalam komunikasi interpersonal, pasalnya komunikasi yang berlangsung antara dua orang atau lebih dan bersifat dialogis.
Hubungan manusia pada umumnya dilakukan untuk menghilangkan hambatan-hambatan komunikasi, meniadakan salah pengertian dan mengembangkan tabiat manusia. Untuk melakukan hubungan manusia biasanya digunakan beberapa teknik pendekatan yaitu pendekatan emosional (emosional approach) dan pendekatan social budaya (sosio-cultur approach).

D.    Fungsi Komunikasi
William I. Gorden (Mulyana, 2005: 5-30) mengemukakan ada empat fungsi
komunikasi yang saling berkaitan dengan fungsi-fungsi lainnya, meskipun terdapat
suatu fungsi yang dominan. Keempat fungsi tersebut antara lain:
1. Komunikasi Sosial, maksudnya adalah bahwa fungsi komunikasi itu penting untuk
membangun konsep diri, aktualisasi diri, untuk kelangsungan hidup, untuk
memperoleh kebahagiaan, terhindar dari tekanan dan ketegangan, antara lain lewat
komunikasi yang bersifat menghibur, dan memupuk hubungan dengan orang lain.
Melalui komunikasi kita bekerja sama dengan anggota masyarakat (keluarga,
kelompok belajar, perguruan tinggi, RT, RW, desa, kota dan negara secara
keseluruhan) untuk mencapai tujuan bersama.
2. Komunikasi Ekspresif, jika dikaitan dengan komunikasi sosial adalah bahwa
komunikasi ekspresif yang dapat dilakukan baik sendirian ataupun dalam kelompok.
Komunikasi ekspresif tidak otomatis bertujuan mempengaruhi orang lain, namun
dapat dilakukan sejauh komunikasi tersebut menjadi instrumen untuk menyampaikan
perasaan-perasaan (emosi) kita. Perasaan-perasaan tersebut dikomunikasikan melalui pesan-pesan non verbal seperti: perasaan sayang, peduli, rindu, simpati, gembira,
sedih, takut, prihatin, marah dan benci.
3. Komunikasi Ritual, jika dikaitkan dengan komunikasi ekspresif adalah komunikasi
ritual biasanya dilakukan secara kolektif contohnya seperti upacara-upacara yang
sering dilakukan oleh para komunitas sepanjang tahun bahkan sepanjang hidup.
4. Komunikasi instrumental, fungsi dari komunikasi dalam hal ini adalah untuk
menginformasikan, mengajar, mendorong, mengubah sikap dan keyakinan dan
mengubah perilaku atau menggerakkan tindakan dan juga untuk menghibur atau
dengan kata lain fungsi komunikasi disini adalah untuk membujuk (bersifat persuasif)
yang memiliki pengertian pembicara menginginkan pendengarnya mempercayai bahwa fakta atau informasi yang disampaikan akurat dan layak untuk diketahui.
Fungis-fungsi komunikasi juga dapat ditelusuri dari tipe komunikasi itu
sendiri, adapun fungsi komunikasi antar pribadi (Cangara, 2007: 61) antara lain:
berusaha meningkatkan hubungan insani (human relations), menghindari dan
mengatasi konflik-konflik pribadi, mengurangi ketidak pastian sesuatu, serta berbagai
pengetahuan dan pengalaman dengan orang lain.

E.     TUJUAN KOMUNIKASI
           Aristoteles (dalam Depdikbud: 1984/1985; 15) menyatakan bahwa tujuan komunikasi adalah persuasi adalah persuasi yaitu suatu usaha membawa orang lain ke sudut pandang pembicara. Tujuan komunikasi dibedakan menjadi 3 aspek yaitu : (1) informatif yaitu yang berhubungan dengan pikiran, (2) persuasif yaitu berhubungan dengan aspek emosional, dan (3) hiburan (berhubungan dengan emosional). Inti pokok tujuan komunikasi antarpribadi adalah untuk mengurangi kemungkinan bahwa kita hanyalah menjadi sasaran dari kekuatan-kekuatan dari luar, dan meningkatkan kemungkinan bahwa kita dapat menggunakan kekuatan diri kita sendiri untuk mempengaruhi lingkungan. Dengan demikian, tujuan pokok dalam berkomunikasi adalah untuk mempengaruhi orang lain, dan menjadikan diri kita sebagai suatu agen yang dapat mempengaruhi, agen yang dapat menentukan atas lingkungan kita menjadi sesuatu yang kita mau.
Menurut Surya, menyatakan bahwa tujuan komunikasi antar pribadi yaitu ;
a)      Menemukan diri sendiri
b)      Menemukan dunia luar
c)      Membentuk dan memelihara hubungan yang bermakna dengan orang lain
d)     Mengubah sikap dan perilaku sendiri dan orang lain
e)      Bermain dan hiburan
f)       Memberi bantuan
Menurut Liliweri sendiri, tujuan komunikasi meliputi empat hal, yaitu :
a)      Social change/ social partipsipatation
b)      Attitude change
c)      Opinion change
d)     Behavior change
Berdasarkan pendapat para pakar di atas, dapat disimpulkan bahwa tujuan komunikasi antar pribadi adalah untuk :
a)      Menemukan diri sendiri
b)      Menemukan dunia luar
c)      Membentuk dan memelihara hubungan yang bermakna dengan orang lain
d)     Mengubah sikap dan perilaku sendiri dan orang lain
e)      Bermain dan hiburan
f)       Belajar
g)      Mempengaruhi orang lain
h)      Merubah pendapat orang lain
i)        Membentu orang lain

F.     MODEL KOMUIKASI
1.      Model Dasar Komunikasi Satu Arah
Model ini merupakan model komunikasi yang menunjukkan proses
komunikasi dengan arah yang menyerupai garis lurus (linear) (Purba, 2006: 48-50).
Adapun model dasar komunikasi satu arah dari beberapa ahli komunikasi adalah sbb:
1.1.Model Laswell
Model komunikasi dapat dipahami dengan menjawab: Siapa (who), berkata apa
(says what), melalui saluran apa (in which channel), kepada siapa (to whom), dengan
efek apa (with what effect)
1.2. Model Bradolock
Model Bradolock adalah sebuah model linear yang menunjukkan arah garis
lurus atau tidak memiliki banyak perbedaan dengan model Lasswell namun bedanya
menambahkan dua elemen kedalam model Lasswell yang erat kaitannya dengan
tindak komunikasi yaitu pertama situasi yang ada ketika pesan disampaikan dan
kedua apa tujuan komunikator menyampaikan pesan.
1.3. Model Sharon dan Waver
Model ini juga disebut dengan The Mathematical Theori of Communication
yaitu model yang memiliki dasar komunikasi linear atau satu arah dengan elemenelemen
dasarnya sumber informasi, alat penerima, sumber noise, alat penerima dan
tujuan. Dalam model ini Shannon dan Weaver menambahkan sumber noise
(gangguan) dalam proses komunikasi ini berdasarkan hasil pengalamannya bekerja
pada sebuah perusahaan telekomunikasi.
2. Model Dasar Komunikasi Dua Arah
2.1. Model Melvin De Fleur
Model teori ini mengkaji lebih dalam serta menerapkan tentang pemberian
makna pada setiap yang transmisikan dalam proses komunikasi massa. DeFleur
mencoba menguplikasikan dalam sebuah kajian bahwa ’makna’ dari sumber
informasi diubah menjadi pesan yang kemudian oleh transmitter (penerima) diubah
lagi menjadi sebuah informasi, kemudian informasi yang sampai kepada penerima
akan diterima menjadi sebuah pesan yang kemudian diubah lagi menjadi ’makna’.
Penekanan ’makna’ yang sama antara sumber komunikasi dan penerima pesan akan
menentukan keberhasilan proses komunikasi tersebut.
2.2. Model Osgood & Schramm
Model ini diorientasikan untuk masalah komunikasi yang bersifat mekanistik
dengan mengembangkan teori tentang makna dan proses psikolinguistik secara umum dan menjadikan sumber, transmitter, serta penerima sebagai bagian yang terpisah. Model ini mengembangkan model komunikasi yang mengemukakan bahwa komunikasi yang berlangsung untuk menyampaikan pengalaman yang sama-sama dimengerti dan dipahami oleh kedua belah pihak baik sumber maupun penerima.

G.    BIDANG KOMUNIKASI
      Komunikasi sosial (social communication)
      Komunikasi manajemen / organisasional (management / organizational communication)
      Komunikasi perusahaan (business communication)
      Komunikasi politik (political communication)
      Komunikasi internasional (international communication)
      Komunikasi antarbudaya (intercultural communication)
      Komunikasi pembangunan (development communication)
      Komunikasi lingkungan (environmental communication)
      Komunikasi tradisional (traditional communication)


H.    METODE KOMUNIKASI
      Jurnalistik (journalism)
     jurnalistik cetak (printed journalism)
     jurnalistik elektronik (electronic journalism)
      jurnalistik radio (radio journalism)
      jurnalistik televisi (television journalism)
      Hubungan masyarakat (public relations)
      Periklanan (advertising)
      Pameran (exhibition / exposition )
      Publisitas (publicity)
      Propaganda
      Perang urat saraf (psychological warfare)
      Penerangan




                       
BAB III
PENUTUP

KESIMPULAN

Menurut kelompok kami, , komunikasi adalah suatu proses penyampaian informasi (pesan, ide, gagasan) dari satu pihak kepada pihak lain. Komunikasi itu penting, semua orang tahu, karena ini merupakan basic instinct dari setiap makhluk hidup. Setiap makhluk punya cara komunikasi masing-masing, setiap manusia pun tak lepas dari cara dia melakukan komunikasi. Dalam melakukan komunikasi, akan lebih baik jika kita mengetahui jenis – jenis komunikasi menurut bentuk, sifat, fungsi, tujuan, bidang, metode, teknik dan model. Maka dari itu, kita tidak hanya mengerti, namun kita juga harus mempraktekannya dengan benar .






  DAFTAR PUSTAKA


Mulyana, Deddy. 2001. Ilmu komunikasi. Bandung. Remaja rosdakarya. 2001.
             Saefullah, Ujang.2007.  Kapita selekta komunikasi pendekatan budaya dan agam.     Bandung. Simbiosa rekatama media.
Sugiyo. 2005. Komunikasi Antar Pribadi. Semarang. Unnes.

0 komentar:

Posting Komentar

Berikan komentar dengan bahasa yang baik dan sopan ya :)