BAB
1
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Semua mahluk hidup pada dasarnya dilahirkan untuk
menjadi mahluk sosial dan mahluk individual.Sebagai mahluk sosial manusia harus
bisa berkomunikasi dengan sesama manusia yang lain.Komunikasi merupakan medium
penting bagi pengembangan pribadi manusia.Dengan berkomunikasi manusia bisa
berteman , bergaul ,berteman ,bermasyarakat.Melalui komunikasi juga manusia
bisa tumbuh ,berkembang ,dan belajar.
Dalam komunikasi minimal harus terdapat 2
orang/biasa disebut komunikasi antar pribadi.Dalam komunikasi antar pribadi
minimal harus terdapat 2 pribadi yang harus di kenali yaitu diri sendiri dan
orang lain.Dalam komunikasi antar pribadi tampilan kita dalam berkomunikasi
menggambarkan kepribadian setiap individu yang berkomunikasi,sehingga dalam hal
ini kita harus tahu cara ntuk berkomunikasi yang baik.
1.2 Rumusan masalah
1.Apa
yang dimaksud dengan komunikasi antar pribadi?
2.Apa
faktor faktor yang mempengaruhi komunikasi antar pribadi?
1.3 .Tujuan penulisan
Dari
rumusan masalah diatas,maka tujuan penulisan makalah ini adalah
1. Mengetahui
pengertian komunikasi antar pribadi
2. Mengidentifikasi
faktor faktor yang mempengaruhi komunikasi antar pribadi.
BAB
II
ANALISI
/PEMBAHASAN
2.1 Pengertian komunikasi antar
pribadi
Komunikasi
merupakan hal yang sangat penting bagi manusia dalam menja-lani hidup
ini.Dengan komunikasi manusia bisa merasakan kasih sayang,kenben-cian,amarah
dan sebgainya.Dengan komunikasi manusia bisa berinteraksi dengan sesama dan
masyarakat yang lebih luas.
Pada
dasarnya komunikasi adalah proses pertukaran informasi dari dua belah
pihak/lebih.Komunikasi interpersonal/komunikasi
antar pribadi adalah komunikasi antar individu individu(Littlejohn,1999).Bentuk
kusus komunikasi antar pribadi adalah hanya melibatkan dua orang secara tatap
muka sehingga pesertanya menangkap reaksi orang lain secara langsung,contohnya
komunikasi antara ayah dengan ibu,seorang guru dengan seorang murid,dll.
Untuk
melakukan komunikasi yang baik seseorang harus bisa mengetahui situasi dan
kondisi lawan bicara untuk mencegah terjadinya miss komunikasi.Miss komunikasi
/salah penafsiran bisa terjadi karena pada dasarnya manusia sangat sensitif terhadap bahasa tubuh ,exspresi wajah,postur
tubuh,nada ataupun intonasi suara saat berkomunikasi.
2.2. Faktor faktor yang
mempengaruhi komunikasi antar pribadi
1. Menurut
Lunandi (1994, 85) ada enam faktor yang mempengaruhi komunikasi interpersonal.
Faktor-faktor tersebut adalah
o
Citra diri ,setiap orang pasti memiliki gambaran tentang
dirinya,ke-lemahan,kelebihan,dan status dirinya dalam masyarakat.Citra diri
menentukan persepsi /pandangan orang lain mengenai tiap tiap in-dividu .Setiap
orang belajar dan berusaha untuk menciptakan citra diri yang baik dalam masyarakat melalui hubungan
komunikasi dengan orang lain.
o
Citra pihak lain ,adalah pandangan seseorang terhadap orang lain
yang diajak berkomunikasi,contohnya orang biasanya berbicara lancar ,jelas,dan
tegas tiba tiba saat bicara dengan orang tertentu menjadi gugup ,hal ini di
karenakan saat komunikasi dipengaruhi citra diri dan citra pihak lain.
o
Lingkungan fisik adalah lingkungan tempat tinggal manusia ,setiap
orang terkadang merubah cara berkomunikasinya tergantung dima-na ia berada
karena setiap tempat memiliki norma/aturan yang ber-beda sehinnga setiap orang
harus mampu berkomunikasi menyesu-aikan lingkungan dimana ia berada .
o
Lingkungan sosial ,lingkungan sosial sebenrnya sama saja dengan
lingkungan fisik diman bentuk bentuk
komunikasi dipengaruhi oleh keada-an masyarakat yang bersangkutan.
o
Kondisi,kondisi /keadaan seseorang saat berkomunikasi sangat
berpengaruh terhadap bentuk komunkasi yang dilakukan seseorang.kondisi manusia
bisa meliputi kondisi fisik/kondisi keji-waan seseorang,contohnya orang yang
sakit maka ia tidak dapat berkomunikasi dengan baik mungkin ia tidak bisa
berbicara dengan lancar dan jelas.
o
Bahasa badan ,komunikasi tidak hanya
melalui kata kata /ucapan tetapi juga melalui bahasa badan ,contohnya exspresi wajah,intona-si,gerakan.Kelemahan
bahasa badan adalah kurang jelas/samar se-hingga terkadang menimbulkan salah
penafsiran dalam komunika-si.contoh bahasa tubuh adalah orang yang menggeleng
geleng ke-pala menggambarkan orang yang
bingung/belum paham mengenai apa yang dibicarakan.
2.
Menurut
Jalaluddin Rakhmat(1998,80 – 129) faktor- faktor yang mempengaruhi komunikasi antar pribadi
meliputi:
·
Konsep
diri
·
Persepsi
interpersonal
·
Atraksi
interpersonal
·
Hubungan
interpersonal
Berikut
ini akan dijelaskan lebih detail mengenai faktor yang mempengaruhi komunikasi
antar pribadi menurut Jalaluddin Rakhmat
ü Konsep
Diri
Konsep diri adalah pandangan dan
perasaan tentang kita sendiri . Presepsi tentang diri ini boleh bersifat
psikologi, social dan fisis. Konsep diri bukan hanya sekedar gambaran deskriptif, tetepi juga penilaian
diri seseorang tentang dirinya sendiri. Jadi, konsep diri meliputi apa yang
seseorang pikirkan dan apa yang seseorang rasakan tentang dirinya sendiri.
Dengan demikian, ada dua komponen
konsep diri yaitu komponen kognitif dan komponen afektif. Dalam psikologi
social, komponen kognitif disebut citra-diri(self
image, dan komponen afektif disebut
harga-diri(self esteem). Keduanya menurut William D. Brooks dan Philip
Emmert (1976:45), berpengaruh besar pada pola komunikasi antar pribadi.
1. Faktor- Faktor yang Mempengaruhi Konsep Diri
a.
Orang Lain
Harry
Stack Sullivan (1953) menjelaskan bahwa jika kita siterima orang lain,
dihormati, dan disenangi karena keadaan diri kita, kita akan cenderung bersikap
menghormati dan menerima diri kita. Sebaliknya, bila orang lain selalu
meremehkan kita, menyalahkan, dan menolak kita, kita akan cenderung tidak akan
menyenangi diri kita.
Tidak
semua orang lain mempunyai pengaruh yang sama terhadap diri kita. Ada yang
paling berpengaruh, yaitu orang-orang yang paling dekat dengan diri kita.
George Herbert Mead (1934) menyebut mereka significant
others ( orang lain yang sangat pennting). Ketika kita masih kecil, mereka adalah orang tua kita,
saudara-saudara kita, dan orang yang tinggal satu rumah dengan kita. Richard
Dewey dan W. J. Humber (1966:105) menamainya affective othets (orang lain yang dengan mereka kita mempppunyai
ikatan omosional. Dari merekalah, sacara perlahan-lahan kita membentuk konsep
diri kita. Pandangan diri kita tentang keseluruhan pandangan orang lain
terhadap kita disebut generalized others.
b. Kelompok Rujukan (Reference Group)
Dalam pergaulan bermasyarakat, kita pasti
menjadi anggota berbagai kelompok. Setiap kelompok mempunyai norma-norma
tertentu. Ada kelompok yang secara emosional mengikat kita. Ini disebut
kelompok rujukan. Dengan melihat kelompok ini, orang mengarahkan perilakunya
dan menyesuaikan dirinya dengan ciri-ciri kelompoknya.
2. Pengaruh Konsep Diri pada Komunikasi Antar
Pribadi
a.
Nubuat yang Dipenuhi Sendiri
Konsep diri merupakan factor
yang sangat menentukan dalam komunikasi antar pribadi, karena setiap orang
bertingkahlaku sedapat mungkin sesuai dengan konsep dirinya. Kecenderungan
untuk bertingkah laku sesuai dengan konsep diri disebut sebagai nubuat yang
dipenuhi sendiri.
Hubungan konsep diri dengan
perilaku mungkin dapat disimpulkan dengan ucapan para penganjur berpikir
positif yaitu suksesnya komunikasi antar pribadi bannyak bergantung pada
kualitas konsep diri yang kita miliki, baik itu positif atau negative.
Menurut William D. Brooks
dan Philip Emmert (1976:42-43) ada lima tanda orang yang memiliki konsep diri
negative yaitu dia peka terhadap kritik, refponsif terhadap pujian, sikap
hiperkritis, cenderung merasa tidak disenangi oaring lain, dan bersikap pesimis
terhadap kompetisi.
Sebaliknya, orang yang
memeiliki konsep diri positif ditandai dengan lima hal:
·
Ia yakin akan kemampuan mengatasi
masalah
·
Ia merasakan setara dengan orang lain
·
Ia menerima pujian tanpa rasa malu
·
Ia menyadari, bahwa setiap orang
mempunyai barbagai perasaan, keinginan dan perilaku yang tidak seluruhnya
disetujui masyarakat.
·
Ia mampu memperbaiki dirinya dirinya
karena ia sanggup mengungkapkan aspek-aspek kepribadian yang tidak disenanginya
dan berusaha mengubahkannya.
Dari konsep diri
positiflah lahir pola perilaku komunikasi antar pribadi yang positif pula,
yakni melekukan presepsi yang lebih cermat, dan mengungkapkan petunjuk-petunjuk
yang membuat orang lain menafsirkan kita dengan cermat, dan mengungkapkan
petunjuk-petunjuk yang membuat orang lain menafsirkan kita dengan cermat pula.
Komunikasi yang berkonsep diri positif adalah orang yang menurut istilah Sidney
M. Jourand(1971) yaitu terbuka kepada orang lain.
b. Membuka Diri
Dengan
membuka diri, konsep diri menjadi lebih dekat pada kenyataan. Bila konsep diri
sesuai dengan pengalaman kita, kita akan lebih terbuka untuk menerima
pengalaman-pengalaman dan gagasan-gagasan baru, lebih cenderung memendang diri
kita dan orang lain. Semakin luas diri public kita, semakin terbuka kita
terhadap orang lain, maka semakin akrap hubungan kita dengan orang lain.
c. Percaya Diri ( Self Confidence)
Keinginan untuk menutup diri, selain karena konsep diri yang
negative timbul dari kurangnya kepercayaan kepada kamampuan sendiri. Orang yang
tidak menyenangi dirinya merasa bahwa dirinya tidak akan mampu mengatasi
persoalan. Orang yang kurang percaya diri akan cenderung sedapat mungkin
menghindari situasi komunikasi. Ia takut orang lain akan mengejeknya atau
menyalahkannya. Dalam diskusi ia akan lebih banyak diam.
Ketakutan untuk melakukan komunikasi dikenal sebagai communication apprehension. Orang yang
komprehansif dalm komunikasi, akan menarik diri dari pergaulan, berusaha
sekecil mungkin berkomunikasi, dan hanya akan berbicara apabila terdesak saja.
d. Selektivitas
Konsep diri mempengaruhi perilaku
komunikasi kita karena konsep diri mempengaruhi kita karena konsep diri
mempengaruhi kepada pesan apa anda bersedia membuka diri, bagaimana kita
mempresepsikan pesan itu, dan apa yang kita ingat, tulisan Anita Taylor et al.
(1977:12). Dengan singkat, konsep diri menyebabkan tepaan selektif(selective exposure), presepsi selektif(selective perception), dan ingatan
selektif (selective attention).
ü Atraksi
antar pribadi
Atraksi
antar pribadi yaitu kesukaan pada orang lain ,sikap positif dan daya tarik
seseorang.Kajian tentang atraksi antar pribadi sangat penting untuk mengetahui
kenapa seseorang tertarik pada orang lain.terdapat dua faktor yang mempengaruhi
seseorang untuk tertarik pada orang lain
yaitu faktor personal dan faktor situasional.
1.
Faktor personal
Faktor personal adalah
faktor yang berkitan dengan pribadi seseorang. Faktor personal meliputi
·
Kehangatan pribadi,maksudnya adalah
apabila seseorang menunjukan sikap positif dan memberikan afeksi kepada orang
lain misalnya dengan memuji orang lain,maka orang lain cenderung
menerimanya,sehingga tercipta komunikasi anntar pribadi.
·
Kompetensi atau kemampuan ,orang akan
cenderung tertarik berkomnikasi dengan orang yang memiliki
kemampuan,ketrampilan ,dan kecerdasan tertentu.
·
Kesamaan karakteristik personal ,orang
akan cenderung menyuaki orang yang memiliki kesamaan dengan kita misalnya
sikap,kepribadianya,dan minat seseorang.
·
Harga diri,orang yang memiliki harga
diri rendah cenderung untuk berafiliasi atau bergabung dengan orang lain dan
cenderung rensponsif menerima kasih sayang dari oran lain.
·
Stress atau tekanan emosional, orang
yang berada dalam kecerdasan emosional tinggi cenderung membutuhkan
kehadiran orang lain.
·
Isolasi sosial ,seseorang yang
terisolasi oleh orang lain cenderung senang apabila kedatangan atau kehadiran
lorang lain akan disikapi dan direspon
sebagai uluran kasih sayang .sehingga terjadi kecendrungan untuk mudah
mencintai orang lain.
·
Rasa suka timbal balik, Blake dan tesser
(1970) dalam Tubs dan Moss (2000:190) menyatakan bahwa kita semua pernah
mengalami situasi situasi yang yang memungkkinkan rasa suka kita pada
seseorang diperkuat oleh perasaan kita
bahwa ia juga kita,ketika kita mencintai seseorang dan perasaan kita tidak
dibalas maka kita cenderung kehilangan minat akan orang tersebut.
·
Kebutuhan yang saling melengkapi,kebutuhan
manusia untuk berhubungan dengan orang lain makn lama makin kompleks ,kita
berkomunikasi dengan orang lain terkadang untuk mendapat kebahagiaan
,kesenangan, pertolo-ngan, pujian dari orang yang diajak
berkomunikasi.Kebutuhan inilah yang menyebabkan seseorang tertarik kepada orang
lain.Kebutuhan yang saling melengkapi merupakan faktor yang sangat signifikan
dalam memilih kawan ataupun pasangan.
2.
Faktor situasional
{ Daya
tarik fisik ,maksudnya bahwa penampilan fisik sangat mempengaruhi komunikasi
antar pribadi,kesan pertama sangat berpengaruh terhadap persepsi
seseorang.Penampilan pria atau wanita yang secara fisik menarik lebih disukai.
{ Kedekatan
,kedekatan yang dimaksd disini adalah kedekatan jarak tempat tinggal .Ada
beberapa alasan mengapa kedekatan menimbulkan rasa suka:kedekatan menimbulkan
keakraban,orang yang lebih dekat secara fisik lebih mudah didapat, kedekatan sering dikaitkan dengan
kesamaan
{ Sesuatu
yang menguntungkan,kita lebih mudah berkomunikasi dengan orang yang dapat atau
bisa memberikan keuntungan terhadap
kita.keuntungan dapat berupa keuntungan fisik atau keuntungan psikologis
{ Kemiripan
,kita cenderung berkomunikasi dengan orang yang memiliki kemiripan dengan diri
kita ,misalnya kemiripan: hobi,agama,suku,ras ,tuju-an, usia.
Pengaruh
atraksi antar pribadi terhadap komunikasi antar pribadi
Komunikasi antar
pribadi akan efektif apabila tercipta hubungan yang menyenangkan antara
komunikan dengan komunikator.Hubungan yang menyenangkan apbila diantara dua
orang yang berkomunikasi memiliki unsur unsur kesamaan.
Sehubungan
dengan itu,maka dalam komunikasi hendaknya komunikator menunju-kan kesamaan,misalnya kesamaan agama,sikap,dan
maksud yang sama dalam suatu persoalan.Rahmat(1994:263) yang mengutip
pendapatnya Simons mengatakan bahwa komunikator yang dipersepsikan memiliki
kesamaan dengan komunikan cenderung
berkommunikasi lebih efektif dikarenakan sebagai berikut :
(1) kesamaan
mempermu-dah proses penyandi balikan yakni proses penerjemahan lambang lambang
yang diteri-ma menjadi gagasan -gagasan / ide- ide.
(2) kesamaan membantu
dalalm membangun premis yang sama dan kesimpulan yang sama.
(3) kesamaan membantu komunikan tertarik pada
komunikator.
(4) kesamaan
menumbuhkan rasa hormat dan kepercayaan terhadap komunikator.
ü
Hubungan Antarpribadi
Hubungan
antarpribadi terbentuk apabila dua orang yang berkomunikasi menjadi saling
terikat satu sama lain. Hubungan antarpribadi ini terjadi apabila dua orang
atau lebih yang berkomunikasi terdapat interaksi dan saling mempengaruhi satu
sama lain sehingga hubungan antar mereka menjadi akrab dan menyenangkan.
Dalam
komunikasi kita tidak sekedar menyampaikan isi pesan tetapi kita juga
menentukan kadar hubungan antarpribadi
atau dengan bahasa lainn bahwa dalam berkomunikasi antarpribadi kita sekaligus
menentukan isi dan hubungan. Hal ini sesuai pendapat Watzwick, Biavin dan
Jackson (1967) yang dikutip oleh Rahmat (200:19) yang menyatakan bahwa setiap
komunikasi mengandung aspek isi dan aspek hubungan merupakan inti komunikasi.
Selanjutnya terjadi pergeseran dalam paradigma komunikasi yaitu dari unit
analisis yang semula berdasarkan unit individual bergeser ke analisis hubungan.
Para
psikolog yang mewakili aliran psikologi humanistik seperti Allport, Erich Fromm
sampai Rogears dan yang terakhir Arnold P Goldtein (1975) mengembangkan metode
peningkatan hubungan dalam proses pemecahan masalah klien dengan pendekatan
psikoterapi. Dalam membantu memecahkan masalah klien dengan mendasarkan diri
pada tiga prinsip yang menyatakan bahwa makin baik hubungan antarpribadi antara
klien dengan psikologmaka:
(1) klien semakin terbuka dalam mengungkapkan perasaannya.
(1) klien semakin terbuka dalam mengungkapkan perasaannya.
(2)
klien meneliti perasaannya semakin dalam maka klien semakin cenderung mendengar
dengan penuh perhatian, dan
(3) klien bertindak
atas nasihat yang di berikan oleh psikolog.
Dalam
proses perkembangan hubungan antara individu satu dan yang lain berawal dari
saling mengenalkan diri sampai pada tingkat hubungan akrab atau intim yang di
tandai adanya kerja sama dan saling ketergantungan satu sama lain. Suatu
hubungan disebut hubungan yang akrab apabila di daalamnya ada interdependesi
atau saling kerja sama yang kuat. Menurut Kelly dkk (1983) sebagaimana dikutip
Sears (1992:237) mengemukakan bahwa hubungan yang erat memiliki beberapa ciri
yaitu :
(1) Ada frekuensi interaksi yang kerap untuk waktu yang relatif panjang.
(1) Ada frekuensi interaksi yang kerap untuk waktu yang relatif panjang.
(2)
Hubungan yang erat melibatkan bermacam-macam bentuk kegiatan atau peristiwa.
(3) Saling pengaruh
yang kuat mewarnai hubungan kedua orang tersebut.
a. Proses
Hubungan Antarpribadi
Hubungan
antarpribadi melibatkan dan membentuk kedua belah pihak untuk saling memberi
dan menerima sehingga terjadi perubahan pada diri masing-masing setelah
berhubungan. Misalnya dua orang yang sedang berbagi pengalaman. Bila pengalaman
tersebut menyenangkan dan peranan berlangsung seperti yang di harapkan dan
saling komplementer atau saling melengkapi maka dapat di pastikan hubungan itu
akan berlangsung lama dan di lanjutkan. Sebaliknya bila silang maka dapat di
pastikan hubungan itu akan di hentikan.
Dari gambaran di atas maka dalam hubungan
antarpribadi dapat terjadi proses menuju kebersamaan dan sebaliknya menuju
perpisahan. Menurut Tubs dan Moss (2000:207-208) mengemukakan proses yang mencakup lima tahap meliputi:
1. Memulai (initiating) merupakan usaha awal melakukan percakapan dengan seseorang yang baru kita kenal.
1. Memulai (initiating) merupakan usaha awal melakukan percakapan dengan seseorang yang baru kita kenal.
2.
Penjajagan (experimenting) adalah fase dimana
kita mencoba topik-topik percakapan unuk mengenal diri orang lain.
3. Penggiatann (intensifying) menandai
awal keintiman dan berbagi informasi pribadi.
4.
Pengintegrasian (integrating) terjadi bila orang mulai menganggap diri mereka
sendiri sebagai pasangan.
5.
Pengikatan (bonding) adalah tahap yang lebih formal atau ritualistik yang
berupa pertunangan atau perkawinan atau dalam bentuk hubungan yang tetap atau
langgeng.
Knapp
(dalam Tubbs dan Moss, 2000:209) menganalisis kemerosotan yang terjadi dalam
hubungan yang telah mencapai pengikatan mencakup lima tahap yaitu:
1. Pembedaan
(differentiating) terjadi bila dua orang memutuskan bahwa mungkin hubungan
mereka terlalu membatasi.
2. Pembatasan
(circumcribing) adalah suatu tahap yang menunjukkan bahwa pasangan mulai
mengurangi frekuensi dan keintiman komunikasi mereka.
3. Stagnaasi
(stagnating) yaitu tahap yang menunjukkan kemrosotan hubungan yang semakin jauh
dan diantara mereka mencoba untuk bertahan, karena alasan agama, keuangan ,
untuk kebaikan anak-anak atau faktor-faktor lain yang tidak berhubungan dengan
daya tarik terhadap pasangannya.
4. Penghindaran
(avoiding) adalah suatu tahap dimana kedua belah pihak berusaha untuk
meminimalkan penderitaan atas pengalaman hubungan yang merosot.
5. Pemutusan
(terminating) adalah tahap final yaitu antara mereka sudah tida ada komunikasi.
Bedasarka tahap-tahap diatas walaupunn
di utarakan dengan berkaitan dengan hubungan pria wanita, konsep dan prinsip
tersebut berlaku untuk hubungan sesama jenis.
b. Pemeliharaan
Hubungan
Hubungan
antarpribadi tidak bersifat statistik melainkan dinamis atau berubah-ubah.
Untuk memelihara hubungan antarpribadi agar tercapai keseimbangan dapat melalui
upaya-upaya menurut Rahmat (2000:126) meliputi empat faktor sebagai berikut:
a. Keakraban,
merupakan pemenuhan kebutuhan akan kasih sayang.
b.
Kesepakan tentang siapa yang akan
mengontrol siapa dan bagaimana.
c.
Kesepakatan respon, artinya respon A
harus diikuti respon B yang sesuai.
d.
Keserasian suasana emosional ketika
berlangsungnya komunikasi antarpribadi.
Faktor-Faktor
yang Menumbuhkan Hubungan Antarpribadi
Menurut
Rahmat (2000:129) mengemukakan tiga
faktor yaitu:
1. Percaya,
faktor ini sangat domonan mempengaruhi komunikasi antar pribadi. Banyak
penelitian yang membuktikan sejauh mana kita percaya pada orang lain di
pengaruhi oleh faktor personal dan situasional. Faktor personal, misalnya harga
diri yang positif cenderung mempercayai orang lain dan sebaliknya orang yang
mempunyai kepribadian otoriter cenderung sukarmempercayai orang lain.
·
Sikap percaya berkembang apabila dalam
setiap komunikasi antar komunikator dan komunikan sama-sama bersikap jujur.
Sikap ini dibentuk berdasarkan pengalaman kita dalam komunikasi karena sikap
percaya tersebut berubah-ubah bergantung kepada hubungan antara komunikasi dan
komunikan. Selain pengalaman, sikap percaya juga dapat dibentuk melalui
penerimaan ,empati dan kejujuran.
·
Menerima adalah suatu sikap seseorang
dalam melihat orang lain sebagaimana adanya. Sikap ini menunjukkan dengan
menghargai orang lain tidak membeda-bedakan, dan sikap tulus tanpa syarat (un
conditional positive regerd). Dengan sikap menerima secara apa adanya maka
hubungan antarpribadi dapat berlangsung seperti yang diharapkan, sebaliknya
apabila kita tidak bersikap menerima maka hubungan antarpribadi tidak akan
berlangsung baik.
·
Empati merupakan sikap seseorang turut
merasakan apa yang di rasakan orang lain sehingga dalam hubungan antarpribadi
kita berusaha untuk mencoba memahami dan membayangkan pada posisi orang lain.
Ddengan empati, kita akan dapat membangun kepercayaan pada orang lain sehingga
hubungan antarpribadi dapat bertahan lama.
·
Kejujuran merupakan salah satu faktor
dapatt menumbuhkan sikap percaya karena orang akan menaruh kepercayaan apabila
orang tersebut terbuka tidak mempunyai pretensi
yang dibuat-buat dan tidak memakai topeng. Dengan kejujuran maka
hubungan antarpribadi akan tercipata secara kondusif.
2. Sikap
suportif, adalah sikap yang memberikan dukungan terhadap orang sehingga orang
lain akan berusaha meningkatkan hubungan antarpribadi.
Menurut Gibb JR yang di kutip oleh
Rahmat (2000:134) mengemukakan ada enamm perilaku yang dapat menimbulkan
perilaku suportif yaitu sebagai berikut:
a. Deskripsi
adalah penyampaian perasaan dan persepsi tanpa memberikan penilaian.
b. Orientasi
masalah merupakan upaya mengkomunikasikan keinginginan untuk bekerja sama
mencari pemecahan masalah, dalam orientasi ini tidak menditekan pemecahan
masalah melainkan mengajak orang lain untuk bersama-sama menetapkan tujuan dan
memutuskan bagaimana solusinya.
c. Spontanitas
adalah merupakan sikap jujur yang di tunjukkan dengan tidak menutup-nutupi
perilakunya dan komunikasi yangg di tunjukkan dengan spontanitas akan dapat
meningkatkan hubungan antar pribadi.
d. Empati
merupakan salah satu sikap dan perilaku
yang memahami perasaan orang lain sehingga dengan demikian proses hubungan
antarpribadi yang dilandasi empati akan bersifat lentur, fleksibel, dan tidak
kaku.
e. Persamaan
merupakan sikap seseorang yang menunjukkan derajat yang sama dengan orang lain
dan tidak merasa superior, tidak merasa lebih baik dari yang lain serta
demikratis.
f. Profesionalisme
adalah suatu kesediaan untuk meninjau kembali pendapat kita dan mau mengakui bahwa manusia tidak ada yang
sempurna, manusia dapat berbuat salah dan pada suatu saat akan bisa berubah.
Komunikasi antarpribadi akan menimbulkan hubungan antarpribadi yang
efektif maka perlu adanya keterbukaan di samping sikap percaya dan suportif.
Dengan ketiga sikap tersebut maka akan mendorong timbulnya saling pengertian
dan saling menghargai sehingga pada gilirannya akan meningkatkan kualiatas
hubungan antarpribadi.
1. Konsep
Persepsi dan Proses Persepsi
a. Pengertian
Persepsi
Desiderato
(1976) yang dikutip oleh Rahmat (2000; 51) mengemukakan persepsi adalah
pengalaman tentang objek, peristiwa atau hubungan-hubungan yang diperoleh
dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan. Persepsi adalah memberikan
makna pada stimuli inderawi. Psikolog social Zanden (1984;34) memberikan
definisi persepsi sebagai penafsiran pesan atau informasi yang diperoleh. Persepsi
ini sebagai penafsiran pesan atau informasi yang diperoleh. Perspsi ini sebagai
mediasi antara kita dengan lingkungan selanjutnya sears dkk(1994:52) menyatakan
bahwa persepsi adalah bagaimana seseorang membuat kesan pertama, prasangka apa
yang mempengaruhi mereka dan jenis informasi apa yang kita pakai untuk sampai
kepada kesan tersebut dan bagaimana akuratnya kesan kita
b. Proses
Persepsi
Walgito(1997:53) mengemukakan bahwa persepsi
merupakan suatu proses yang didahului oleh penginderaan, yaitu proses yang
berwujud diterimanya stimulus oleh individu melalui alat reseptornya. Namun
proses tersebut tidak berhenti sampai di situ saja, tetapi stimulus diteruskan
ke pusat susunan syaraf(otak) dan terjadilah proses psikologis sehingga
individu menyadari apa yang dia lihat, dia dengar atau apa yang diraba dan
sebagainya.
c. Dimensi
Persepsi
Menurut Calhoun dan Acocella (1995:285)
Mengemukakan
bahwa persepsi mempunyai tiga dimensi yaitu: (a) penetahuan tentang pribadi orang lain
seperti wujud lahiriyah, perilaku, masa lalu, perasaan, motif dan sebagainya
(b) pengharapan yaitu gagasan kita tentang orang itu bagaimana dan mau
melakuakan apa dipadukan dengan gagasan kita tentang seharusnya mereka menjadi
apa dan melakukan apa, (c) evaluasi yaitu kesimpulan kita tentang seseorang
didasarkan pada bagaimana seseorang memenuhi pengharapan kita tentang dia..
Berdasarkan
pendapat para pakar diatas dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan
persepsi adalah proses menyimpulkan informasi dan menafsirkan kesan yang
diperoleh melalui alat inderawi kita.
d. Tahap
Persepsi
DeVito (1989: 38-39) memgemukakan bahwa proses
persepsi melalui tiga tahap yaitu sebagai berikut ini,
·
Pertama, stimulasi sesnoris terjadi , proses
ini merupkan proses sensori seperti : mendengar lagu baru dari “band padi”,
mencium bau parfum orang yang duduk didekat kita, mendengar suara orang lain,
dan sebagainya. Berdasarkan stimulus yang diterima seseorang bias mengetahui
bahwa ada suara lagu, bau parfum, suara orang lain. Namun yang perlu
diperhatikan adalah bahwa walaupun mempunyai kemampuan sensoris untuk menerima
stimulus tetapi tidak begitu saja menerima stimulus secara penuh. Sebagai
contoh, ketika seseorang sedang melamun di dalam kelas, kita tidak akan pernah
mendengar satu katapun yang diucapkan dosen sampai ahirnya nama kita dipanggil
dan kita baru sadar bahwa kita dipanggil tetapi tidak tahu alasannya. Implikasi
dari hal tersebut yaitu bahwa apa yang kita terima adalah hanya sebagian kecil
dari yang seharusnya kita terima.
·
Kedua, stimulasi organisasi terorganisasi tahap
ini merupakan kelanjutan dari tahap pertama dan pada tahap ini akan memperoleh
pemahaman tertentu dengan prinsip-prinsip:
(1)
kedekatan, artinya bahwa seseorang yang secara fisik dekat dengan orang lain
akan diterima sebagai kelompok yang mempunyai beberapa kesamaan seperti:
nilai-nilai, sikap, kepercayaan.
(2) kesamaan/ kemiripan, artinya bahwa
seseorang yang mempunyai kesamaan dalam penampilan akan mengelompok menjadi
satu, misalnya kita akan menerima anggota baru tetapi yang mempunyai kesamaan
dalam penampilan akan mengelompok menjadi satu, misalnya kita akan menerima
anggota baru tetapi yang mempunyai kesamaan dalam hal berpakaian.
·
ketiga, stimulasi sensori diinterpretasikan,
maksudnya bahwa apa yang telah diterima objek social. Kemudian, penelitian itu
berkembang pada pengaruh faktor-faktor interpersonal dan harapan –harapan
terhadap peristiwa-peristiwa sosial. Seperti bagaimana tanggapan Anda terhadap
pimpinan Anda, bagaimana tanggapan Anda terhadap teman anda, serta bagaimana
tanggapan tanggapan Anda terhadap istri/suami Anda?. Terhadap
pertanyaan-pertanyaan semacam itu tidak semudah kalau pertanyaanya terhadap
benda mati (non manusia) seperti bagaimana bentuk papan tulis itu?.
Menurut Rakhmat(2000: 81) ada beberapa alasan
mengapa kita akan mengalami kemungkinan kesalahan mempersepsi personal
dibandingkan dengan mempersepsi objek :
ü pertama,
pada persepsi objek stimuli ditangkap suara, temperature dan sebagainya. Pada
persepsi antar pribadi srtimuli mungkin sampai kepada kita melalui
lambang-lambang verbal atau grafis yang disampaikan pihak ketiga.
ü kedua, bila kita menanggapi objek, kita hanya
menanggapi sifat-sifat luar objek itu, kita tidak meneliti sifat-sifat batiniah
objek itu misalnya kita melihat papan tulis, kita tidak pernah mempersoalkan
bagaimana perasaannya ketika kita amati. Sedangkan pada persepsi interpersonal, kita mencoba
memahami apa yang tidak tampak pada alat indera kita. Kita tidak hanya melihat
perilakunya tetapi kita juga melihat mengapa ia berperilaku seperti itu. Kita
mencoba memahami bukan saja tindakan, tetapi juga motif tindakanya itu. Dengan
demikian, stimuli menjadi kompleks dan kita tidak akan mampu menangkap semua
stimuli yang berasal dari sifat-sifat orang lain dan berbagai dimensi penyebab
perilakunya.
ü ketiga,
ketika kita akan mempersensi objek, objek tidak akan kepadanya. Hal ini akan
sangat berbeda ketika kita mempersensi orang, karena orang yang akan kita
persepsi dimungkinkan memberikan reaksi emosional kepada kita dan kitapun akan
memberikan reaksi emosional kepadanya atau dengan kata lain bahwa dalam
persepsi interpersonal cenderung salah.
ü keempat,
objek relative tetap dan manusia berubah-ubah. Misalnya benda akan relative
tetap, tetapi tidak demikian halnya dengan manusia. Manusia yang kita hadapi
sekarang tentu akan lain dengan besok pagi. Sekarang orang mungkin murung,
kecewa tetapi besok pagi mingkin orang tersebut bahagia dan energik. Perubahan
ini tentunya akan membingungkan kita dan akan memberikan informasi yang salah
kepada orang lain. Namun sesulit apapun seseorang mempersepsi orang lain,
kenyataaannya kita masih dapat memahami orang lain, kita masih mampu
berkomunikasi dengan orang lain dan dapat menduga perilaku mereka.
BAB
III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Pada
dasarnya yang dimaksud komunikasi antar pribadi adalah komunikasi yang hanya
melibatakn 2 orang saja.Komunikasi antar pribadi dipengaruhi oleh banyak faktor
,Menurut Jalaludin Rahmad
komunikasi antar pribadi dipengaruhi oleh empat faktor yaitu:(1) konsep
diri,(2) atraksi antar pribadi ,(3) persepsi interpersonal ,(4) hubungan antar
pribadi . Sedangkan menurut Lunandi dalam
bukunya yang berjudul Meningkatkan
Komunikasi Antar Pribadi menjelaskan
bahwa terdapat 6 fakto yang mempengaruhi KAP yaitu citra diri.citra pihak
lain,bahasa badan,kondisi,lingkungan fisik,dan lingkungan sosial.
DAFTAR PUSTAKA
Lunandi,
A.G., 1994. Komunikasi Mengenai : Meningkatkan Efektivitas Komunikasi antar
PribadI.Yogyakarta: Kanisius
Rakhmat,Jalaludin.1988.
Psikologi Komunikasi.Bandung:CV.Remaja Karya.
oke makasiih brooh
BalasHapus